KATA PENGANTAR
Puji syukur
kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya yang telah dilimpahkan pada
penulis sehingga penulis dapat menyusun makalah ini yang berjudul “Asuhan
Kebidanan pada Ny. M dengan Kista Ovarium”
Atas
tersusun makalah ini penulis berharap isi makalah ini dapat dimengerti oleh
para pembaca. Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing dan CI
Pembimbing yang telah memberikan asuhan dalam menyelesaikan makalah ini hingga
makalah ini tersusun dengan baik.
Dalam
menyelesaikan makalah ini penulis menyadari masih banyak terdapat kesalahan
disebabkan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis dalam menyusun
makalah ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari pembaca bagi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata
penulis mengucapkan terima kasih. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita
semua. Amien..
Banda Aceh,
10 November 2016
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Kista ovarium merupakan perbesaran sederhana ovarium normal,
folikel de graf atau korpus luteum atau kista ovarium dapat timbul akibat
pertumbuhan dari epithelium ovarium ( Smelzer and Bare. 2002 : 1556 ).
Ovarium
merupakan sumber hormonal wanita yang paling utama, sehingga mempunyai dampak
kewanitaan dalam pengatur proses menstruasi.
Ovarium terletak antara rahim dan dinding panggul, dan digantung ke rahim oleh ligamentum
ovari propium dan ke dinding panggul
oleh ligamentum infudibulo-pelvikum.Fungsinya sebagai tempat folikel, menghasilkan dan
mensekresi estrogen dan progesteron. Fungsi ovarium
dapat terganggu oleh penyakit akut dan kronis. Salah satu penyakit yang dapat terjadi adalah
kista ovarium. (Tambayong, 2002)
B. Tujuan
1.
Mahasiswa
mampu menjelaskan tentang kista ovarium
2.
Mahasiswa
memiliki pengetahuan mengenai Asuhan Kebidanan pada ibu dengan kista ovarium
3.
Mahasiswa
mampu mengaplikasikan asuhan tentang kista ovarium
BAB II
TINJAUAN
TEORITIS
A. KISTA OVARIUM
1. Pengertian kista ovarium
Kista
ovarium secara fungsional adalah kista yang dapat bertahan dari pengaruh
hormonal dengan siklus menstruasi(Lowdermilk, dkk. 2005 : 273).
Tumor
ovarium sering jinak bersifat kista, ditemukan terpisah dari uterus dan umumnya
diagnosis didasarkan pada pemeriksaan fisik(Sjamsoehidayat.2005: 729).
2. Etiologi kista ovarium
Penyebab
dari kista belum diketahui secara pasti, kemungkinan dari bahan – bahan yang
bersifat karsinogenik, bisa zat kimia, polutan, hormonal dan lain – lain.
3. Klasifikasi kista ovarium
a.
Kista folikel
Kista folikel berkembang pada wanita
muda wanita muda sebagian akibat folikel de graft yang matang karena tidak
dapat meyerap cairan setelah ovulsi.kista ini bisanya asimptomotik keculi jika
robek.dimana kasus ini paraf jika tedapat nyeri pada panggul.jika kista tidak
robek,bisanya meyusut setelah 2-3 siklus menstruasi.
b.
Kista corpus luteum
Terjadi setelah ovulasi dan karena
peningkatan sekresi dari progesterone akibat dari peningkatan cairan di korpus
luteum ditandai dengan nyeri, tendenderness pada ovari, keterlambatan mens dan
siklus mens yang tidak teratur atau terlalu panjang. Rupture dapat
mengakibatkan haemoraghe intraperitoneal. Biasanya kista corpus luteum hilang
dengan selama 1-2 siklus menstruasi.
c.
Syndroma rolycystik ovarium
Terjadi ketika endocrine tidak
seimbang sebagai akibat dari estrogen yang terlalu tinggi, testosoron dan
luteinizing hormone dan penurunan sekresi fsh. Tanda dan gejala terdiri dari
obesitas, hirsurism (kelebihan rambut di badan) mens tidak teratur,
infertelitas.
d.
Kista Theca- lutein
Biasanya bersama dangan mola hydatidosa.
Kista ini berkembang akibat lamanya stimulasi ovarium dari human chorionik
gonadotropine( HCG ). ( Lowdermik,dkk. 2005:273 )
4. Tanda dan gejala
Kebayakan
tumor ovarium tidak menunjukan tanda dan gejala. Sebagian besar gejala yang
ditemukan adalah akibat pertumbuhan aktivitas hormone atau komplikasi tumor
tersebut.
Tanda dan gejala yang sering muncul
pada kista ovarium antara lain :
a. menstruasi yang tidak teratur,
disertai nyeri
b. perasaan penuh dan dtertekan
diperut bagian bawah
c. nyeri saat bersenggama
d. perdarahan
5. Penatalaksanaan
a.
Pengangkatan kista ovarium yang besar biasanya adalah
melalui tindakan bedah, misal laparatomi, kistektomi atau laparatomi
salpingooforektomi.
b.
Kontrasepsi oral dapat digunakan untuk menekan
aktivitas ovarium dan menghilangkan kista.
c.
Perawatan pasca operasi setelah pembedahan untuk
mengangkat kista ovarium adalah serupa dengan perawatan setelah pembedahan
abdomen dengan satu pengecualian penurunan tekanan intra abdomen yang
diakibatkan oleh pengangkatan kista yang besar biasanya mengarah pada distensi
abdomen yang berat. Hal ini dapat dicegah dengan memberikan gurita abdomen
sebagai penyangga.
d.
Tindakan keperawatan berikut pada pendidikan kepada
klien tentang pilihan pengobatan dan manajemen nyeri dengan analgetik /
tindakan kenyamanan seperti kompres hangat pada abdomen atau teknik relaksasi
napas dalam, informasikan tentang perubahan yang akan terjadi seperti tanda –
tanda infeksi, perawatan insisi luka operasi. ( Lowdermilk.dkk. 2005:273 ).
6. Pemeriksaan penunjang
a.
Pap smear : untuk mengetahui displosia seluler
menunjukan kemungkinan adaya kanker / kista.
b.
Ultrasound / scan CT : membantu mengindentifikasi
ukuran / lokasi massa.
c.
Laparoskopi : dilakukan untuk melihat tumor,
perdarahan, perubahan endometrial.
d.
Hitung darah lengkap : penurunan Hb dapat menununjukan
anemia kronis sementara penurunan Ht menduga kehilangan darah aktif,
peningkatan SDP dapat mengindikasikan proses inflamasi / infeksi.
7. Komplikasi
Menurut manuaba ( 1998:417 )
komplikasi dari kista ovarium yaitu :
a.
Perdarahan intra tumor
Perdarahan
menimbulkan gejala klinik nyeri abdomen mendadak dan memerlukan tindakan yang
cepat.
b.
Perputaran tangkai
Tumor
bertangkai mendadak menimbulkan nyeri abdomen.
a.
c. Infeksi pada tumor
Menimbulkan
gejala: badan panas, nyeri pada abdomen, mengganggu aktifitas sehari-hari.
e.
Robekan dinding kista
Pada torsi
tangkai ada kemungkinan terjadi robekan sehingga isi kista tumpahkedalam rungan
abdomen.
f.
Keganasan kista ovarium
Terjadi pada
kista pada usia sebelum menarche dan pada usia diatas 45 tahun.
B.
Teoritis
Manajemen Kebidanan Helen Varney
Manajemen asuhan kebidanan atau
sering disebut manajemen asuhan kebidanan adalah suatu metode berfikir dan
bertindak secara sistematis dan logis dalam memberi asuhan kebidanan, agar menguntungkan
kedua belah pihak baik klien maupun pemberi asuhan.
Manajemen kebidanan merupakan proses
pemecahan masalah yang digunakan sebgai metode untuk mengorganisasikan pikiran
dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, temuan-temuan, keterampilan, dalam rangkaian
tahap-tahap yang logis untuk pengambilan suatu keputusan yang berfokus terhadap
klien.
Manajemen kebidanan diadaptasi dari
sebuah konsep yang dikembangkan oleh Helen Varney dalam buku Varney’s
Midwifery, edisi ketiga tahun 1997, menggambarkan proses manajemen asuhan
kebidanan yang terdiri dari tujuh langkah yang berturut secara sistematis dan
siklik (Suryani, 2008).
1.
Langkah
I (Pertama) : Pengumpulan Data Dasar
Pada langkah
pertama ini dilakukan pengkajian dengan mengumpulkan semua data yang diperlukan
untuk mengevaluasi keadaan klien secara lengkap, yaitu:
a. Riwayat
kesehatan
b. pemeriksaan
fisik pada kesehatan
c. Meninjau
catatan terbaru atau catatan sebelumnya
d. Meninjau
data laboratorium dan membandingkan dengan hasil studi
Pada langkah
pertama ini dikumpulakan semua informasi yang akurat dari semua sumber yang
berkaitan dengan kondisi klien. Bidan mengumpulkan data dasar awal yang
lengkap. Bila klien mengalami komplikasi yang perlu dikonsultasikan kepada
dokter dalam manajemen kolaborasi bidan akan melakukan konsultasi.
2.
Langkah
II (Kedua): Interpretasi Data Dasar
Pada langkah ini
dilakukan interpretasi data yang benar terhadap diagnosa atau masalah dan
kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah
dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan di interpretasikan sehingga
ditemukan masalah atau diagnosa yang spesifik. Masalah sering berkaitan dengan
pengalaman wanita yang di identifikasikan oleh bidan. Masalah ini sering
menyertai diagnosa. Sebagai contoh yaitu wanita pada trimester ketiga merasa
takut terhadap proses persalinan dan persalinan yang sudah tidak dapat ditunda
lagi. Perasaan takut tidak termasuk dalam kategori “nomenklatur standar
diagnosa” tetapi tentu akan menciptakan suatu masalah yang membutuhkan pengkajian
lebih lanjut dan memerlukan suatu perencanaan untuk mengurangi rasa sakit.
3.
Langkah
III (Ketiga): Mengidentifikasikan Diagnosa atau Masalah Potensial
Pada langkah ini kita mengidentifikasikan
masalah atau diagnosa potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa
yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila
memungkinkan dilakukan pencegahan, sambil mengamati klien, bidan diharapkan
dapat bersiap-siap bila diagnosa atu masalah potensial benar-benar terjadi.
4.
Langkah
IV (Keempat): Mengidentifikasi dan Menetapkan Kebutuhan yang Memerlukan
Penanganan Segera
Mengidentifikasi
perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan/atau untuk dikonsultasikan
atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai kondisi
klien.
Langkah keempat
mencerminkan kesinambunagan dari proses manajemen kebidanan. Jadi manajemen
bukan hanya selama asuhan primer periodik atau kunjungan prenatal saja, tetapi
juga selama wanita tersebut bersama bidan terus menerus, misalnya pada waktu
wanita tersebut dalam persalinan.
Data baru
mungkin saja perlu dikumpulkan dan dievaluasi. Beberapa data mungkin
mengindikasikan situasi yang gawat dimana bidan harus bertindak segera untuk
kepentingan keselamatan jiwa ibu atau anak (misalnya, perdarahan kala III atau
perdarahan segera setelah lahir, distocia bahu, atau nilai APGAR yang rendah).
Dari data yang
dikumpulkan dapat menunjukan satu situasi yang memerlukan tindakan segera
sementara yang lain harus menunggu intervensi dari seorang dokter, misalnya
prolaps tali pusat. Situasi lainya bisa saja tidak merupakan kegawatan tetapi
memerlukan konsultasi atau kolaborasi dengan dokter.
5.
Langkah
V (Kelima) : Merencanakan Asuhan yang Menyeluruh
Pada langkah ini
direncanakan asuahan yang menyeluruh ditentukan oleh langkah-langkah
sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap diagnosa atau
masalah yang telah diidentifikasi atau diantisipasi, pada langkah ini
informasi/ data dasar yang tidak lengkap dapat dilengkapi.
Rencana asuhan
yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah teridentifikasi dari
kondisi klien atau dari setiap masalah yang berkaitan tetapi juga dari kerangka
pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut seperti apa yang diperkirakan akan
terjadi berikutnya apakah diberikan penyuluhan, konseling, dan apakah merujuk
klien bila ada masalah-masalah yg berkaitan dengan sosial ekonomi,kultur atau
masalah psikologis.
6.
Langkah
VI (Keenam) : Melaksanaan Perencanaan
Pada langkah
keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada langkah
ke 5 dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bisa dilakukan oleh
bidan atau sebagian dilakukan oleh bidan dan sebagian lagi oleh klien, atau
anggota tim kesehatan yang lain. Jika bidan tidak melakukanya sendiri ia tetap
memikul tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaanya. Manajemen yang efisien
akan menyingkat waktu dan biaya serta meningkatkan mutu dari asuhan klien.
7.
Langkah
VII (Ketujuh) : Evaluasi
Pada langkah
ke-7 ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan
meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi
sesuai dengan sebagaimana telah diidentifikasi didalam masalah dan diagnosa.
Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar efektif dalam pelaksananya.
Ada kemungkinan bahwa sebagian rencana tersebut telah efektif sedang sebagian
belum efektif.
C.
Teori Tehnik Pendokumentasian Kebidanan
Prinsip dokumentasi SOAP merupakan
singkatan dari :
1. S : Subjektif
·
Menggambarkan pendokumentasian hanya pengumpulan data
klien melalui anamnese
·
Tanda gejala subjektif yang diperoleh dari hasil
bertanya dari pasien, suami atau keluarga ( identitas umum, keluhan, riwayat
menarche, riiwayat perkawinan, riwayat kehamilan, riwayat persalinan, riwayat
KB, penyakit, riwayat penyakit keluarga, riwayat penyakit keturunan, riwayat
psikososial, pola hidup.)
·
Catatan ini berhubungan dengan masalah sudut pandang
pasien. Ekspresi pasien mengenai kekhawatiran dan keluhannya dicatat sebagai
kutipan langsung atau ringkasan yang berhubungan dengan diagnosa. Pada orang
yang bisu, dibagian data dibelakang” S” diberi tanda” 0” atau” X” ini
menandakan orang itu bisu. Data subjektif menguatkan diagnosa yang akan dibuat.
2. O : Objektif
·
Menggambarkan pendokumentasian hasil analaisa dan fisik
klien, hasil lab, dan test diagnostic lain yang dirumuskan dalam data focus
untuk mendukung assessment.
·
Tanda gejala objektif yang diperolah dari hasil
pemeriksaan ( tanda KU, Fital sign, Fisik, khusus, kebidanan, pemeriksaan
dalam, laboratorium dan pemeriksaan penunjang.) Pemeriksaan dengan inspeksi,
palpasi, auskultasi dan perkusi .
·
Data ini memberi bukti gejala klinis pasien dan fakta
yang berhubungan dengan diagnosa. Data fisiologis, hasil observasi yang jujur,
informasi kajian teknologi (hasil Laboratorium, sinar X, rekaman CTG, dan
lain-lain) dan informasi dari keluarga atau orang lain dapat dapat dimasukkan
dalam kategori ini. Apa yang diobservasi oleh bidan akan menjadi komponen yang
berarti dari diagnosa yang akan ditegakkan.
3. A : Assesment
·
Masalah atau diagnosa yang ditegakkan berdasarkan data
atau informasi subjektif maupun objektif yang dikumpulkan atau disimpulkan.
Karena keadaan pasien terus berubah dan selalu ada informasi baru baik
subjektif maupun objektif, dan sering diungkapkan secara terpisah-pisah, maka
proses pengkajian adalah suatu proses yang dinamik. Sering menganalisa adalah
sesuatu yang penting dalam mengikuti perkembangan pasien dan menjamin suatu
perubahan baru cepat diketahui dan dapat diikuti sehingga dapat diambil tindakan
yang tepat.
·
Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan
interpretasi data subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi :
1. Diagnosa /masalah
·
Diagnosa adalah rumusan dari hasil pengkajian mengenai
kondisi klien : hamil, nbersalin, nifas dan bayi baru lahir .Berdaasarkan hasil
analisa data ynag didapat.
·
Masalah segala sesuatu yang menyimpang sehingga
kebutuhan klien terganggu, kemungkinan mengganggu kehamilan/kesehatan tetapi
tidak masuk dalam diagnosa. Antisipasi masalah lain/diagnosa potensial
4. P :
Perencanaan
Membuat rencana tindakan saat itu atau yang akan datang. Untuk mengusahakan
tercapainya kondisi pasien yang sebaik mungkin atau menjaga mempertahankan
kesejahteraannya. Proses ini termasuk kriteria tujuan tertentu dari kebutuhan
pasien yang harus dicapai dalam batas waktu tertentu, tindakan yang diambil
harus membantu pasien mencapai kemajuan dalam kesehaan dan harus sesuai dengan
instruksi dokter.
BAB III
STUDI KASUS
A. Jenis Laporan Kasus
Jenis laporan adalah laporan studi
kasus dengan metode deskriptif yaitu suatu metode yang dilakukan dengan tujuan
utama untuk memaparkan atau membuat gambaran tentang studi keadaan secara
obyektif (Notoatmojo, 2012). Studi kasus adalah kegiatan yeng mengeksplorasi
suatu masalah dengan batasan terperinci, memiliki pengambilan data yang
mendalam dan menyertakan berbagai sumber informasi(Sumantri, 2013). Pada kasus
ini penulis mengkaji tentang Asuhan Kebidanan dengan Kista Ovarium pada NY. R
di Ruang Kebidanan RSUD Meuraxa.
B. Lokasi dan Waktu
Lokasi merupakan tempat pengambilan
kasus dilaksanakan(Notoatmojo, 2012). Studi kasus dilaksanakan di Ruang
Kebidanan RSUD Meuraxa.
Waktu studi kasus adalah rentang
waktu yang digunakan penulis untuk mencari kasus(Notoatmojo,2012). Studi kasus ini
dilaksanakan pada tanggal 7 November 2016.
C. Subyek Laporan Kasus
Subyek merupakan orang yang
dijadikan objek unutk mengambil kasus(Arikunto, 2010). Subyek untuk studi kasus
ini adala Ny. R 28th dengan Kista Ovarium Sinistra
D. Instrument Laporan Kasus
Instrument studi kasus adalah alat
atau fasilitas yang digunakan untuk mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih
mudah dan hasilnya lebih baik, cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih
mudah diolah(Saryono, 2011).
Instrument yang digunakan selama
melakukan laporan kasus ini adalah dengan menggunakan Format Manajemen Varney
dan data pendokumentasian SOAP.
E. Tehnik Pengumpulan Data Kasus
1. Survei
dengan wawancara langsung menggunakan format pengkajian manajemen 7 langkah
varney
2. Observasi
dengan pengamatan langsung.
F.
Alat
dan Bahan
1. Alat
dan bahan yang dibutuhkan dalam wawancara antara lain :
a. Manajemen
7 langkah Varney
b. Buku
Tulis
c. Bolpoint
2. Alat
yang digunakan pada saat obsevasi Asuhan Kebidanan dengan Kista Ovarium
Sinistra antara lain :
-
Lab, APTT, PTT, Golda
-
Prostap persiapan pasien
-
Laparoskopi
BAB IV
ASUHAN
KEBIDANAN PADA Ny. R DENGAN
KISTA
OVARIUM SINISTRA DIRUANG KEBIDANAN
RSUD.MEURAXA
BANDA ACEH
A. MANAJEMEN
ASUUHAN KEBIDANAN
1. PENGUMPULAN
DATA
A. Subjektif
Nama : Ny. R Nama suami : Tn.
F
Umur : 28 tahun Umur : 30 tahun
Suku/ bangsa : Aceh Suku/
bangsa : Aceh
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : S1 Pendidikan : S1
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat rumah : Lam Sujeu Alamat rumah : Lam
seuju
Telp : - Telp : -
Alamat
kantor : - Alamat kantor : -
Telp : - Telp : -
B.
Data Objektif
Pada tanggal : 7 November 2016 Pukul : 16.00 WIB
1. Alasan berkunjung : ingin
memeriksakan kesehatan
2. Keluhan Utama : nyeri perut pada
bagian bawah dan Haid tidak lancar
3. Riwayat menstruasi :
Menarche : umur 13 tahun
Siklus : 26 hari
Banyaknya : 3 x ganti duk
Dismenerhoe :
Ada
Teratur/ tidak :
tidak teratur
Lamanya : 7-8 hari
4. Pola Kesehatan
1)
Pola
Konsumsi
Diet/ makan :
3 x sehari
Komposisi makan :
nasi, sayur- sayuran, lauk pauk, buah
2) Pola Eliminasi
BAB :
1 x sehari
BAK :
5 x dalam sehari
3)
Kebersihan
Vagina
ganti pakaian dalam :
3 x/ hari
keputihan :
tidak
iritasi Vagina :
tidak
keluar cairan :
encer
pemakaian obat cebok :
tidak ada
4) pemakaian obat – obatan hormonal : tidak ada
5) Kebersihan Payudara
Pemeriksaan Sadari : tidak
dilakukan
6) Imunisasi catin : tidak
7)
Aktifitas sehari- hari : Sedang
8)
Pola istirahat dan tidur
Malam :
8 jam
Siang :
2 jam
9)
Pola Seksual
Frekuensi :
4 x/ seminggu
Kelainan seksual :
tidak ada
Di inginkan :
ya
Keluhan yang dirasakan :
a.
Pengeluaran
darah : tidak ada
b.
Nyeri saat
berhubungan : ada
c.
Rasa sakit
yang dirasakan : ada
a.
kontrasepsi yang pernah digunakan
Pil :
ada
Suntik :
ada
IUD/ AKDR :
-
AKBK :
-
Kondom :
-
Vasektomi : -
Tubektomi : -
Lain- lain : -
10) . Riwayat
kehamilan :
Normal
11) . Riwayat
persalinan :
Normal
12) . Riwayat
Nifas :
Pernah menyusui :
Ya
Teratur :
Ya
Berapa kali :
tidak teratur
Rasa nyeri saat menyusui : ada
Pengeluaran ASI :
lancar
13) . Riwayat
Abortus :
tidak ada
5. Riwayat Obstetri
1)
infeksi radang
panggul : ada/ tidak
2)
HIV/ AIDS : ada/tidak
3)
Infeksi Genetalia
Vivitis :
ada/ tidak
Vaginatis :
ada/ tidak
Servisitis :
ada/ tidak
Endometritis :
ada/ tidak
4)
Infeksi saluran reproduksi
Gonorhoe :
ada/ tidak
Sifilis :
ada/ tidak
Trikomoniasis :
ada/ tidak
Klaminidia :
ada/ tidak
Ulkus Mole :
ada/ tidak
5)
Gangguan menstruasi
Hipermenore :
tidak ada
Hipomenore :
tidak ada
Polimenore :
tidak ada
Aligomenore :
tidak ada
Amenore :
tidak ada
Lain- lain :
tidak ada
6)
Kanker Reproduksi
Kanker payudara :
tidak ada
Kanker Rahim :
tidak ada
6. Penyakit Keluarga
Infertilitas :
tidak ada
Hipertensi : ada
DM :
tidak ada
Jantung : tidak
ada
Lain- lain : tidak
ada
7. Riwayat social
1) Status perkawinan
Kawin :
1 kali umur : 25 tahun
dengan suami umur : 28 tahun
lamanya : 2 tahun
anak :
0 orang
2) KDRT :
tidak ada
3) Diskriminasi
dalam keluarga : tidak ada
8. Perilaku Kesehatan
Gangguan Alkohol/ Sejenisnya : tidak ada
Obat- obatan/ jamu :
tidak ada
Merokok/ makan sirih :
tidak ada
9. Pola pergaulan remaja
1) Tempat hiburan yang biasa dikunjungi
Diskotik :
tidak ada
Party :
tidak ada
Pailai :
tidak ada
Lain- lain :
tidak ada
2) Aktivitas Spiritual
Pengajian : tidak
remaja mesjid : tidak
lain- lain : tidak ada
C. Pemeriksaan
Fisik
1. Keadaan umum : Baik
Keadaan emosional :
Stabil
2. Tanda vital
Tekanan Darah :
150/100 mmHg
Denyut Nadi :
84 x/ menit
Pernafasan :
23 x/ menit
Suhu tubuh :
37 °C
3. TB :
154 cm
BB : 51 Kg
4. Pemeriksaan Genetalia
Vulva dan
Vagina :
Luka :
tidak ada
Kemerahan :
tidak ada
Nyeri :
ada
Gatal- gatal :
tidak ada
Instansi :
tidak ada
Lain- lain :
tidak ada
Keluarnya cairan :
keputihan, berbau
Perineum :
Bekas luka : tidak ada
Luka parut :
tidak ada
Kelainan
perineum : tidak ada
D. UJI DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan laboratorium : Ada
Haemoglobin : 12,8 gr
Haemotokrit : 35,6
Golongan
darah : B
Rheusus : -
Pemeriksaan
urine : -
Protein : -
Albumin : -
2. Pemeriksa penunjang
USG : Uerus lebih
besar dari biasanya
Test papsmear : tidak dilakukan
II. INTERPRETASI DATA DASAR
Ibu G1P0A0
hamil 14 minggu dengan Kista Ovarium_Sinistra.
III.
ANTISIPASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
Kolaborasi dengan Dokter Bedah dan dokter
Kandungan
IV. TINDAKAN
SEGERA ATAU KOLABORASI
Laparoskopi. Kolaborasi dengan
Dokter Kandungan
V. RENCANA
MANAJEMEN
a.
Jelaskan hasil pemeriksaan pada ibu
b.
Istirahat yang cukup
c.
Anjurkan makan- makanan yang bergizi
d.
Jangan makan makanan yang mengandung lemak
e.
Hindari makan makanan yang mrngandung bahan pengawet
f.
Hindari makanan yang mengandung zat pewarna
g.
Anjurkan untuk sering cek ulang kesehatan ke dokter
spesialis kandungan
VI.
IMPLEMENTASI
/ PENALAKSANAAN
a.
Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu
b.
Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup
c.
Menganjurkna untuk makan- makanan yang bergizi
d.
Melarang ibu untuk tidak makan makanan yang mengandung
lemak
e.
Melarang ibu untuk tidak makan makanan yang mrngandung
bahan pengawet
f.
Melarang ibu untuk tidak makan hindari makanan yang
mengandung zat pewarna
g.
Menganjurkan untuk sering cek ulang kesehatan ke
dokter spesialis kandungan
VII. EVALUASI
a. Penyuluhan
telah diberikaan kepada ibu
b. Ibu sudah
mengerti tentang kebutuhannya
c. Ibu sudah
mengerti dan mau melakukan control ulang penyakitnya ke dokter
CATATAN
PENDOKUMENTASIAN SOAP
S :
Ny. M usia 28 tahun, datang ke poli Kebidanan mengatakan nyeri pada perut di
bagian bawah
O :
TD : 150/100 mmHg
HR :
84 x/menit
RR :
23 x/menit
T :
37°C
BB :
51 kg
Pemeriksaan Fisik : - Mengeluarkan cairan keputihan
-
Vagina berwarna merah
A :
Ibu dengan Kista Ovarium
P :
a.
Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu
b.
Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup
c.
Menganjurkna untuk makan- makanan yang bergizi
d.
Melarang ibu untuk tidak makan makanan yang mengandung
lemak
e.
Melarang ibu untuk tidak makan makanan yang mrngandung
bahan pengawet
f.
Melarang ibu untuk tidak makan hindari makanan yang
mengandung zat pewarna
g.
Menganjurkan untuk sering cek ulang kesehatan ke
dokter spesialis kandungan
BAB V
PEMBAHASAN
Setelah
dilakukan tindakan pada pasien Ny.R dengan diagnosa kista ovarium sinistra di
Ruang Kebidanan RSUD Meuraxa Banda Aceh tidak terjadi kesenjangan dari teori
dan praktik. Asuhan yang diberikan pun tepat tidak ada yang terlewatkan. Semua pelaksanaan pengkajian data
hingga evaluasi disesuaikan dengan kebutuhan pasien.
BAB
IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
K3ista
ovarium adalah kantong abnormal yang berisi cairan atau neoplasma yang timbul
di ovarium yang bersifat jinak juga dapat menyebabkan keganasan. Ny. R dengan
diagnosa Kista Ovarium Sinistra dilakukan Tindakan Laposkopi dengan pemeriksaan
penunjang LAB, APTT, PTT, dan Golda.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda juall. 2001. Dokumentasi Asuhan
Keperawatan Edisi 8. Jakarta : EGC.
Doenges, E, Marilyn. 2002. Rencana Asuhan
Keperawatan Maternal / Bayi. Jakarta : EGC.
Lowdermilk, perta. 2005. Maternity Women’s Health
Care. Seventh edition. Philadelphia : Mosby.
Sjamjuhidayat & Wim de Jong. 2005. Buku Ajar
Ilmu Bedah. Edisi 2. Jakarta : EGC.
0 comments :
Post a Comment