Monday, 21 August 2017

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya yang telah dilimpahkan pada penulis sehingga penulis dapat menyusun makalah ini yang berjudul “Asuhan Kebidanan pada Ny. M dengan Kista Ovarium”

Atas tersusun makalah ini penulis berharap isi makalah ini dapat dimengerti oleh para pembaca. Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing dan CI Pembimbing yang telah memberikan asuhan dalam menyelesaikan makalah ini hingga makalah ini tersusun dengan baik.

Dalam menyelesaikan makalah ini penulis menyadari masih banyak terdapat kesalahan disebabkan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis dalam menyusun makalah ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca bagi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amien..









Banda Aceh, 10 November 2016


Penulis


BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Kista ovarium merupakan perbesaran sederhana ovarium normal, folikel de graf atau korpus luteum atau kista ovarium dapat timbul akibat pertumbuhan dari epithelium ovarium ( Smelzer and Bare. 2002 : 1556 ).
Ovarium merupakan sumber hormonal wanita yang paling utama, sehingga mempunyai dampak kewanitaan dalam pengatur proses menstruasi. Ovarium terletak antara rahim dan dinding panggul, dan digantung ke rahim oleh ligamentum ovari propium dan ke dinding panggul oleh ligamentum infudibulo-pelvikum.Fungsinya sebagai tempat folikel, menghasilkan dan mensekresi estrogen dan progesteron. Fungsi ovarium dapat terganggu oleh penyakit akut dan kronis. Salah satu penyakit yang dapat terjadi adalah kista ovarium. (Tambayong, 2002)

B.  Tujuan
1.    Mahasiswa mampu menjelaskan tentang kista ovarium
2.    Mahasiswa memiliki pengetahuan mengenai Asuhan Kebidanan pada ibu dengan kista ovarium
3.    Mahasiswa mampu mengaplikasikan asuhan tentang kista ovarium











BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. KISTA OVARIUM
1. Pengertian kista ovarium
Kista ovarium secara fungsional adalah kista yang dapat bertahan dari pengaruh hormonal dengan siklus menstruasi(Lowdermilk, dkk. 2005 : 273).
Tumor ovarium sering jinak bersifat kista, ditemukan terpisah dari uterus dan umumnya diagnosis didasarkan pada pemeriksaan fisik(Sjamsoehidayat.2005: 729).
2. Etiologi kista ovarium
Penyebab dari kista belum diketahui secara pasti, kemungkinan dari bahan – bahan yang bersifat karsinogenik, bisa zat kimia, polutan, hormonal dan lain – lain.
3. Klasifikasi kista ovarium
a.       Kista folikel
Kista folikel berkembang pada wanita muda wanita muda sebagian akibat folikel de graft yang matang karena tidak dapat meyerap cairan setelah ovulsi.kista ini bisanya asimptomotik keculi jika robek.dimana kasus ini paraf jika tedapat nyeri pada panggul.jika kista tidak robek,bisanya meyusut setelah 2-3 siklus menstruasi.
b.      Kista corpus luteum
Terjadi setelah ovulasi dan karena peningkatan sekresi dari progesterone akibat dari peningkatan cairan di korpus luteum ditandai dengan nyeri, tendenderness pada ovari, keterlambatan mens dan siklus mens yang tidak teratur atau terlalu panjang. Rupture dapat mengakibatkan haemoraghe intraperitoneal. Biasanya kista corpus luteum hilang dengan selama 1-2 siklus menstruasi.
c.       Syndroma rolycystik ovarium
Terjadi ketika endocrine tidak seimbang sebagai akibat dari estrogen yang terlalu tinggi, testosoron dan luteinizing hormone dan penurunan sekresi fsh. Tanda dan gejala terdiri dari obesitas, hirsurism (kelebihan rambut di badan) mens tidak teratur, infertelitas.
d.      Kista Theca- lutein
Biasanya bersama dangan mola hydatidosa. Kista ini berkembang akibat lamanya stimulasi ovarium dari human chorionik gonadotropine( HCG ). ( Lowdermik,dkk. 2005:273 )
4. Tanda dan gejala
Kebayakan tumor ovarium tidak menunjukan tanda dan gejala. Sebagian besar gejala yang ditemukan adalah akibat pertumbuhan aktivitas hormone atau komplikasi tumor tersebut.
Tanda dan gejala yang sering muncul pada kista ovarium antara lain :
a. menstruasi yang tidak teratur, disertai nyeri
b. perasaan penuh dan dtertekan diperut bagian bawah
c. nyeri saat bersenggama
d. perdarahan
5. Penatalaksanaan
a.       Pengangkatan kista ovarium yang besar biasanya adalah melalui tindakan bedah, misal laparatomi, kistektomi atau laparatomi salpingooforektomi.
b.      Kontrasepsi oral dapat digunakan untuk menekan aktivitas ovarium dan menghilangkan kista.
c.       Perawatan pasca operasi setelah pembedahan untuk mengangkat kista ovarium adalah serupa dengan perawatan setelah pembedahan abdomen dengan satu pengecualian penurunan tekanan intra abdomen yang diakibatkan oleh pengangkatan kista yang besar biasanya mengarah pada distensi abdomen yang berat. Hal ini dapat dicegah dengan memberikan gurita abdomen sebagai penyangga.
d.      Tindakan keperawatan berikut pada pendidikan kepada klien tentang pilihan pengobatan dan manajemen nyeri dengan analgetik / tindakan kenyamanan seperti kompres hangat pada abdomen atau teknik relaksasi napas dalam, informasikan tentang perubahan yang akan terjadi seperti tanda – tanda infeksi, perawatan insisi luka operasi. ( Lowdermilk.dkk. 2005:273 ).
6. Pemeriksaan penunjang
a.       Pap smear : untuk mengetahui displosia seluler menunjukan kemungkinan adaya kanker / kista.
b.      Ultrasound / scan CT : membantu mengindentifikasi ukuran / lokasi massa.
c.       Laparoskopi : dilakukan untuk melihat tumor, perdarahan, perubahan endometrial.
d.      Hitung darah lengkap : penurunan Hb dapat menununjukan anemia kronis sementara penurunan Ht menduga kehilangan darah aktif, peningkatan SDP dapat mengindikasikan proses inflamasi / infeksi.
7. Komplikasi
Menurut manuaba ( 1998:417 ) komplikasi dari kista ovarium yaitu :
a.       Perdarahan intra tumor
Perdarahan menimbulkan gejala klinik nyeri abdomen mendadak dan memerlukan tindakan yang cepat.
b.      Perputaran tangkai
Tumor bertangkai mendadak menimbulkan nyeri abdomen.
a.       c. Infeksi pada tumor
Menimbulkan gejala: badan panas, nyeri pada abdomen, mengganggu aktifitas sehari-hari.
e.       Robekan dinding kista
Pada torsi tangkai ada kemungkinan terjadi robekan sehingga isi kista tumpahkedalam rungan abdomen.
f.       Keganasan kista ovarium
Terjadi pada kista pada usia sebelum menarche dan pada usia diatas 45 tahun.

B.     Teoritis Manajemen Kebidanan Helen Varney
Manajemen asuhan kebidanan atau sering disebut manajemen asuhan kebidanan adalah suatu metode berfikir dan bertindak secara sistematis dan logis dalam memberi asuhan kebidanan, agar menguntungkan kedua belah pihak baik klien maupun pemberi asuhan.
Manajemen kebidanan merupakan proses pemecahan masalah yang digunakan sebgai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, temuan-temuan, keterampilan, dalam rangkaian tahap-tahap yang logis untuk pengambilan suatu keputusan yang berfokus terhadap klien.
Manajemen kebidanan diadaptasi dari sebuah konsep yang dikembangkan oleh Helen Varney dalam buku Varney’s Midwifery, edisi ketiga tahun 1997, menggambarkan proses manajemen asuhan kebidanan yang terdiri dari tujuh langkah yang berturut secara sistematis dan siklik (Suryani, 2008).

1.      Langkah I (Pertama) : Pengumpulan Data Dasar
Pada langkah pertama ini dilakukan pengkajian dengan mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien secara lengkap, yaitu:
a.       Riwayat kesehatan
b.      pemeriksaan fisik pada kesehatan
c.       Meninjau catatan terbaru atau catatan sebelumnya
d.      Meninjau data laboratorium dan membandingkan dengan hasil studi
Pada langkah pertama ini dikumpulakan semua informasi yang akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Bidan mengumpulkan data dasar awal yang lengkap. Bila klien mengalami komplikasi yang perlu dikonsultasikan kepada dokter dalam manajemen kolaborasi bidan akan melakukan konsultasi.


2.      Langkah II (Kedua): Interpretasi Data Dasar
Pada langkah ini dilakukan interpretasi data yang benar terhadap diagnosa atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan di interpretasikan sehingga ditemukan masalah atau diagnosa yang spesifik. Masalah sering berkaitan dengan pengalaman wanita yang di identifikasikan oleh bidan. Masalah ini sering menyertai diagnosa. Sebagai contoh yaitu wanita pada trimester ketiga merasa takut terhadap proses persalinan dan persalinan yang sudah tidak dapat ditunda lagi. Perasaan takut tidak termasuk dalam kategori “nomenklatur standar diagnosa” tetapi tentu akan menciptakan suatu masalah yang membutuhkan pengkajian lebih lanjut dan memerlukan suatu perencanaan untuk mengurangi rasa sakit.

3.      Langkah III (Ketiga): Mengidentifikasikan Diagnosa atau Masalah Potensial
    Pada langkah ini kita mengidentifikasikan masalah atau diagnosa potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan, sambil mengamati klien, bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosa atu masalah potensial benar-benar terjadi.

4.      Langkah IV (Keempat): Mengidentifikasi dan Menetapkan Kebutuhan yang Memerlukan Penanganan Segera
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan/atau untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai kondisi klien.
Langkah keempat mencerminkan kesinambunagan dari proses manajemen kebidanan. Jadi manajemen bukan hanya selama asuhan primer periodik atau kunjungan prenatal saja, tetapi juga selama wanita tersebut bersama bidan terus menerus, misalnya pada waktu wanita tersebut dalam persalinan.
Data baru mungkin saja perlu dikumpulkan dan dievaluasi. Beberapa data mungkin mengindikasikan situasi yang gawat dimana bidan harus bertindak segera untuk kepentingan keselamatan jiwa ibu atau anak (misalnya, perdarahan kala III atau perdarahan segera setelah lahir, distocia bahu, atau nilai APGAR yang rendah).
Dari data yang dikumpulkan dapat menunjukan satu situasi yang memerlukan tindakan segera sementara yang lain harus menunggu intervensi dari seorang dokter, misalnya prolaps tali pusat. Situasi lainya bisa saja tidak merupakan kegawatan tetapi memerlukan konsultasi atau kolaborasi dengan dokter.

5.      Langkah V (Kelima) : Merencanakan Asuhan yang Menyeluruh
Pada langkah ini direncanakan asuahan yang menyeluruh ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap diagnosa atau masalah yang telah diidentifikasi atau diantisipasi, pada langkah ini informasi/ data dasar yang tidak lengkap dapat dilengkapi.
Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah teridentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang berkaitan tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut seperti apa yang diperkirakan akan terjadi berikutnya apakah diberikan penyuluhan, konseling, dan apakah merujuk klien bila ada masalah-masalah yg berkaitan dengan sosial ekonomi,kultur atau masalah psikologis.

6.      Langkah VI (Keenam) : Melaksanaan Perencanaan
Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada langkah ke 5 dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bisa dilakukan oleh bidan atau sebagian dilakukan oleh bidan dan sebagian lagi oleh klien, atau anggota tim kesehatan yang lain. Jika bidan tidak melakukanya sendiri ia tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaanya. Manajemen yang efisien akan menyingkat waktu dan biaya serta meningkatkan mutu dari asuhan klien.

7.      Langkah VII (Ketujuh) : Evaluasi
Pada langkah ke-7 ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan sebagaimana telah diidentifikasi didalam masalah dan diagnosa. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar efektif dalam pelaksananya. Ada kemungkinan bahwa sebagian rencana tersebut telah efektif sedang sebagian belum efektif.

C.    Teori Tehnik Pendokumentasian Kebidanan
Prinsip dokumentasi SOAP merupakan singkatan dari :

1.       S : Subjektif
·         Menggambarkan pendokumentasian hanya pengumpulan data klien melalui anamnese
·         Tanda gejala subjektif yang diperoleh dari hasil bertanya dari pasien, suami atau keluarga ( identitas umum, keluhan, riwayat menarche, riiwayat perkawinan, riwayat kehamilan, riwayat persalinan, riwayat KB, penyakit, riwayat penyakit keluarga, riwayat penyakit keturunan, riwayat psikososial, pola hidup.)
·         Catatan ini berhubungan dengan masalah sudut pandang pasien. Ekspresi pasien mengenai kekhawatiran dan keluhannya dicatat sebagai kutipan langsung atau ringkasan yang berhubungan dengan diagnosa. Pada orang yang bisu, dibagian data dibelakang” S” diberi tanda” 0” atau” X” ini menandakan orang itu bisu. Data subjektif menguatkan diagnosa yang akan dibuat.
2.      O : Objektif
·         Menggambarkan pendokumentasian hasil analaisa dan fisik klien, hasil lab, dan test diagnostic lain yang dirumuskan dalam data focus untuk mendukung assessment.
·         Tanda gejala objektif yang diperolah dari hasil pemeriksaan ( tanda KU, Fital sign, Fisik, khusus, kebidanan, pemeriksaan dalam, laboratorium dan pemeriksaan penunjang.) Pemeriksaan dengan inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi .
·         Data ini memberi bukti gejala klinis pasien dan fakta yang berhubungan dengan diagnosa. Data fisiologis, hasil observasi yang jujur, informasi kajian teknologi (hasil Laboratorium, sinar X, rekaman CTG, dan lain-lain) dan informasi dari keluarga atau orang lain dapat dapat dimasukkan dalam kategori ini. Apa yang diobservasi oleh bidan akan menjadi komponen yang berarti dari diagnosa yang akan ditegakkan.
3.       A : Assesment
·         Masalah atau diagnosa yang ditegakkan berdasarkan data atau informasi subjektif maupun objektif yang dikumpulkan atau disimpulkan. Karena keadaan pasien terus berubah dan selalu ada informasi baru baik subjektif maupun objektif, dan sering diungkapkan secara terpisah-pisah, maka proses pengkajian adalah suatu proses yang dinamik. Sering menganalisa adalah sesuatu yang penting dalam mengikuti perkembangan pasien dan menjamin suatu perubahan baru cepat diketahui dan dapat diikuti sehingga dapat diambil tindakan yang tepat.
·         Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi data subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi :
1. Diagnosa /masalah
·         Diagnosa adalah rumusan dari hasil pengkajian mengenai kondisi klien : hamil, nbersalin, nifas dan bayi baru lahir .Berdaasarkan hasil analisa data ynag didapat.
·       Masalah segala sesuatu yang menyimpang sehingga kebutuhan klien terganggu, kemungkinan mengganggu kehamilan/kesehatan tetapi tidak masuk dalam diagnosa. Antisipasi masalah lain/diagnosa potensial
4.      P : Perencanaan
Membuat rencana tindakan saat itu atau yang akan datang. Untuk mengusahakan tercapainya kondisi pasien yang sebaik mungkin atau menjaga mempertahankan kesejahteraannya. Proses ini termasuk kriteria tujuan tertentu dari kebutuhan pasien yang harus dicapai dalam batas waktu tertentu, tindakan yang diambil harus membantu pasien mencapai kemajuan dalam kesehaan dan harus sesuai dengan instruksi dokter.





BAB III
STUDI KASUS

A.  Jenis Laporan Kasus
Jenis laporan adalah laporan studi kasus dengan metode deskriptif yaitu suatu metode yang dilakukan dengan tujuan utama untuk memaparkan atau membuat gambaran tentang studi keadaan secara obyektif (Notoatmojo, 2012). Studi kasus adalah kegiatan yeng mengeksplorasi suatu masalah dengan batasan terperinci, memiliki pengambilan data yang mendalam dan menyertakan berbagai sumber informasi(Sumantri, 2013). Pada kasus ini penulis mengkaji tentang Asuhan Kebidanan dengan Kista Ovarium pada NY. R di Ruang Kebidanan RSUD Meuraxa.

B.  Lokasi dan Waktu
Lokasi merupakan tempat pengambilan kasus dilaksanakan(Notoatmojo, 2012). Studi kasus dilaksanakan di Ruang Kebidanan RSUD Meuraxa.
Waktu studi kasus adalah rentang waktu yang digunakan penulis untuk mencari kasus(Notoatmojo,2012). Studi kasus ini dilaksanakan pada tanggal 7 November 2016.

C.  Subyek Laporan Kasus
Subyek merupakan orang yang dijadikan objek unutk mengambil kasus(Arikunto, 2010). Subyek untuk studi kasus ini adala Ny. R 28th dengan Kista Ovarium Sinistra
D.  Instrument Laporan Kasus
Instrument studi kasus adalah alat atau fasilitas yang digunakan untuk mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah(Saryono, 2011).
Instrument yang digunakan selama melakukan laporan kasus ini adalah dengan menggunakan Format Manajemen Varney dan data pendokumentasian SOAP.
E.     Tehnik Pengumpulan Data Kasus
1.    Survei dengan wawancara langsung menggunakan format pengkajian manajemen 7 langkah varney
2.    Observasi dengan pengamatan langsung.
F.   Alat dan Bahan
1.    Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam wawancara antara lain :
a.       Manajemen 7 langkah Varney
b.      Buku Tulis
c.       Bolpoint
2.      Alat yang digunakan pada saat obsevasi Asuhan Kebidanan dengan Kista Ovarium Sinistra antara lain :
-          Lab, APTT, PTT, Golda
-          Prostap persiapan pasien
-          Laparoskopi


















BAB IV
ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny. R DENGAN
KISTA OVARIUM SINISTRA DIRUANG KEBIDANAN
RSUD.MEURAXA BANDA ACEH

A. MANAJEMEN ASUUHAN KEBIDANAN
1.       PENGUMPULAN DATA
A. Subjektif
Nama                           : Ny. R                                    Nama suami    : Tn. F
Umur                           : 28 tahun                    Umur               : 30  tahun
Suku/ bangsa               : Aceh                          Suku/ bangsa   : Aceh
Agama                         : Islam                         Agama             : Islam
Pendidikan                  : S1                              Pendidikan      : S1
Pekerjaan                     : IRT                            Pekerjaan         : Wiraswasta
Alamat rumah             : Lam Sujeu                 Alamat rumah : Lam seuju
Telp                             : -                                 Telp                : -
Alamat kantor             : -                                 Alamat kantor : -
Telp                             : -                                 Telp                 : -

B.     Data Objektif
Pada tanggal                    : 7 November 2016            Pukul   : 16.00 WIB
1.       Alasan berkunjung : ingin memeriksakan kesehatan
2.       Keluhan Utama : nyeri perut pada bagian bawah dan Haid tidak lancar
3.       Riwayat menstruasi          :
Menarche              : umur 13 tahun
Siklus                    : 26 hari
Banyaknya           : 3 x ganti duk
Dismenerhoe        : Ada
Teratur/ tidak       : tidak  teratur
Lamanya               : 7-8 hari



4.       Pola Kesehatan
1)         Pola Konsumsi
Diet/ makan                     : 3 x sehari
Komposisi makan            : nasi, sayur- sayuran, lauk pauk, buah
2)         Pola Eliminasi
BAB                                : 1 x sehari
BAK                               : 5 x dalam sehari
3)         Kebersihan Vagina
ganti pakaian dalam        : 3 x/ hari
keputihan                        : tidak
iritasi Vagina                   : tidak
keluar cairan                    : encer
pemakaian obat cebok     : tidak ada
4)        pemakaian obat – obatan hormonal : tidak ada
5)        Kebersihan Payudara
Pemeriksaan Sadari         : tidak dilakukan
6)       Imunisasi catin                 : tidak
7)       Aktifitas sehari- hari  : Sedang
8)       Pola istirahat dan tidur
Malam                             : 8  jam
Siang                               : 2  jam
9)       Pola Seksual
Frekuensi                                          : 4 x/ seminggu
Kelainan seksual                               : tidak ada
Di inginkan                                       : ya
Keluhan yang dirasakan                   :
a.             Pengeluaran darah                   : tidak ada
b.            Nyeri saat berhubungan           : ada
c.             Rasa sakit yang dirasakan       : ada

a.       kontrasepsi yang pernah digunakan
Pil                                                      : ada
Suntik                                               : ada
IUD/ AKDR                                     : -
AKBK                                              : -
Kondom                                            : -
Vasektomi                                         : -
Tubektomi                                         : -
Lain- lain                                           : -
10)  . Riwayat kehamilan                           : Normal
11)  . Riwayat persalinan                            : Normal
12)  . Riwayat Nifas                                   :
Pernah menyusui                               : Ya
Teratur                                              : Ya
Berapa kali                                        : tidak teratur 
Rasa nyeri saat menyusui                  : ada
Pengeluaran ASI                               : lancar
13)  . Riwayat Abortus                               : tidak ada

5.   Riwayat Obstetri
1)       infeksi radang panggul      : ada/ tidak
2)       HIV/ AIDS                       : ada/tidak
3)      Infeksi Genetalia
Vivitis                                 : ada/ tidak
Vaginatis                            : ada/ tidak
Servisitis                             : ada/ tidak
Endometritis                       : ada/ tidak
4)      Infeksi saluran reproduksi
Gonorhoe                           : ada/ tidak
Sifilis                                  : ada/ tidak
Trikomoniasis                     : ada/ tidak
Klaminidia                          : ada/ tidak
Ulkus Mole                         : ada/ tidak

5)      Gangguan menstruasi
Hipermenore                       : tidak ada
Hipomenore                        : tidak ada
Polimenore                         : tidak ada
Aligomenore                       : tidak ada
Amenore                             : tidak ada
Lain- lain                            : tidak ada
6)      Kanker Reproduksi
Kanker payudara                : tidak ada
Kanker Rahim                    : tidak ada

6.       Penyakit Keluarga
Infertilitas                                                : tidak ada
Hipertensi                                     : ada
DM                                               : tidak ada
Jantung                                         : tidak ada
Lain- lain                                      : tidak ada

7.       Riwayat social
1)   Status perkawinan
Kawin                       : 1 kali umur                : 25      tahun  
                                  dengan suami umur     : 28      tahun
                                  lamanya                       : 2        tahun  
                                  anak                             : 0        orang

2)   KDRT                                     : tidak ada
3)    Diskriminasi dalam keluarga : tidak ada

8.  Perilaku Kesehatan
Gangguan Alkohol/ Sejenisnya     : tidak ada
Obat- obatan/ jamu                        : tidak ada
Merokok/ makan sirih                    : tidak ada
9.   Pola pergaulan remaja
1)   Tempat hiburan yang biasa dikunjungi
Diskotik                                  : tidak ada
Party                                        : tidak ada
Pailai                                       : tidak ada
Lain- lain                                 : tidak ada

2)     Aktivitas Spiritual
                  Pengajian               : tidak
                  remaja mesjid        : tidak
                  lain- lain                : tidak ada

C. Pemeriksaan Fisik
1.      Keadaan umum           : Baik
Keadaan emosional     : Stabil

2.      Tanda vital
Tekanan Darah            : 150/100 mmHg
Denyut Nadi               : 84      x/ menit
Pernafasan                   : 23      x/ menit
Suhu tubuh                  : 37      °C

3.       TB  : 154         cm
BB       : 51      Kg

4.       Pemeriksaan Genetalia
Vulva dan Vagina       :
Luka                : tidak ada
Kemerahan      : tidak ada
Nyeri               : ada
Gatal- gatal      : tidak ada
Instansi            : tidak ada
Lain- lain         : tidak ada
Keluarnya cairan         : keputihan, berbau
Perineum                     : Bekas luka                 : tidak ada
                                      Luka parut                 : tidak ada
Kelainan perineum      : tidak ada

D. UJI DIAGNOSTIK
1.    Pemeriksaan laboratorium : Ada
      Haemoglobin                     : 12,8 gr
      Haemotokrit                      : 35,6
      Golongan darah                : B
      Rheusus                            : -
      Pemeriksaan urine             : -
      Protein                               : -
      Albumin                            : -
2.    Pemeriksa penunjang
      USG                                  : Uerus lebih besar dari biasanya
      Test papsmear                   : tidak dilakukan

II. INTERPRETASI DATA DASAR
Ibu G1P0A0 hamil 14 minggu dengan Kista Ovarium_Sinistra.

III. ANTISIPASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
Kolaborasi dengan Dokter Bedah dan dokter Kandungan

IV. TINDAKAN SEGERA ATAU KOLABORASI
            Laparoskopi. Kolaborasi dengan Dokter Kandungan

V. RENCANA MANAJEMEN
a.       Jelaskan hasil pemeriksaan pada ibu
b.      Istirahat yang cukup
c.       Anjurkan makan- makanan yang bergizi
d.      Jangan makan makanan yang mengandung lemak
e.       Hindari makan makanan yang mrngandung bahan pengawet
f.       Hindari makanan yang mengandung zat pewarna
g.      Anjurkan untuk sering cek ulang kesehatan ke dokter spesialis kandungan

VI.   IMPLEMENTASI / PENALAKSANAAN
a.    Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu
b.    Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup
c.    Menganjurkna untuk makan- makanan yang bergizi
d.   Melarang ibu untuk tidak makan makanan yang mengandung lemak
e.    Melarang ibu untuk tidak makan makanan yang mrngandung bahan pengawet
f.     Melarang ibu untuk tidak makan hindari makanan yang mengandung zat pewarna
g.    Menganjurkan untuk sering cek ulang kesehatan ke dokter spesialis kandungan

VII. EVALUASI
a.       Penyuluhan telah diberikaan kepada ibu
b.      Ibu sudah mengerti tentang kebutuhannya
c.       Ibu sudah mengerti dan mau melakukan control ulang penyakitnya ke dokter


CATATAN PENDOKUMENTASIAN  SOAP
S            : Ny. M usia 28 tahun, datang ke poli Kebidanan mengatakan nyeri pada perut di bagian bawah    

O         : TD     : 150/100 mmHg                     
              HR     : 84 x/menit                              
              RR     : 23 x/menit
              T        : 37°C                                     
              BB     : 51 kg
              Pemeriksaan Fisik :  - Mengeluarkan cairan keputihan
-    Vagina berwarna merah

A         : Ibu dengan Kista Ovarium
P          :
a.       Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu
b.      Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup
c.       Menganjurkna untuk makan- makanan yang bergizi
d.      Melarang ibu untuk tidak makan makanan yang mengandung lemak
e.       Melarang ibu untuk tidak makan makanan yang mrngandung bahan pengawet
f.       Melarang ibu untuk tidak makan hindari makanan yang mengandung zat pewarna
g.      Menganjurkan untuk sering cek ulang kesehatan ke dokter spesialis kandungan









BAB V
PEMBAHASAN

            Setelah dilakukan tindakan pada pasien Ny.R dengan diagnosa kista ovarium sinistra di Ruang Kebidanan RSUD Meuraxa Banda Aceh tidak terjadi kesenjangan dari teori dan praktik. Asuhan yang diberikan pun tepat tidak ada yang terlewatkan. Semua pelaksanaan pengkajian data hingga evaluasi disesuaikan dengan kebutuhan pasien.

























BAB IV
PENUTUP
A.    Kesimpulan
     K3ista ovarium adalah kantong abnormal yang berisi cairan atau neoplasma yang timbul di ovarium yang bersifat jinak juga dapat menyebabkan keganasan. Ny. R dengan diagnosa Kista Ovarium Sinistra dilakukan Tindakan Laposkopi dengan pemeriksaan penunjang LAB, APTT, PTT, dan Golda.
B.       Saran
























DAFTAR PUSTAKA
Anonimus, 2010. www.tempo.co.id. Internet
Carpenito, Lynda juall. 2001. Dokumentasi Asuhan Keperawatan Edisi 8. Jakarta : EGC.
Doenges, E, Marilyn. 2002. Rencana Asuhan Keperawatan Maternal / Bayi. Jakarta : EGC.
Lowdermilk, perta. 2005. Maternity Women’s Health Care. Seventh edition. Philadelphia : Mosby.
Sjamjuhidayat & Wim de Jong. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Jakarta : EGC.


0 comments :

Post a Comment