BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Infus cairan intravena adalah pemberian sejumlah cairan ke
dalam tubuh, melalui sebuah jarum, ke dalam pembuluh vena (pembuluh balik)
untuk mengantikan kehilangan cairan atau za-zat makanan dari tubuh (Yuda,
2010). Pemasangan
infuse merupakan proses
pemberian cairan intravena (infus) adalah
memasukkan cairan atau obat langsung ke dalam pembuluh darah vena dalam jumlah
dan waktu tertentu dengan menggunakan infus set (Potter, 2005).
Infus termasuk sediaan parenteral
volume besar. Sediaan parenteral volume besar umumnya diberikan lewat infus intravena
untuk menambah cairan tubuh, elektrolit, atau untuk memberi nutrisi. Infus
intravena adalah sediaan parenteral dengan volume besar yang ditujukan untuk
intravena. Umumnya cairan infus intravena digunakan untuk pengganti cairan
tubuh dan memberikan nutrisi tambahan, untuk mempertahankan fungsi normal tubuh
pasien rawat inap yang membutuhkan asupan kalori yang cukup selama masa
penyembuhan atau setelah operasi. Selain itu ada pula kegunaan lainnya yakni
sebagai pembawa obat-obat lain (Lachman, 2008).
Salah satu tugas penting dari petugas kesehatan adalah
memberikan pelayanan kesehatan yang aman dan nyaman bagi klien. Salah satunya
yaitu dengan memberikan cairan infus kepada pasien yang sedang mengalami
kekurangan cairan tubuh. Pemberian cairan infus juga bisa dikatakan sebagai
pengganti cairan tubuh yang hilang. Apalagi pada saat pasien sedang dalam
keadaan diare, tiphus, dan Demam Berdarah.
Petugas kesehatan memiliki tanggung jawab penuh dalam
memperhatikan status kesehatan dengan memberikan asuhan dasar keperawatan
khususnya pemberian cairan infus kepada seorang pasien.
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan
uraian latar belakang diatas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut
:” Bagaimana tindakan pemasangan infus pada An. A dengan
penyakit Hepatitis di Ruang Penyakit Dalam Wanita RSUD dr.Fauziah Bireuen”.
C. Tujuan
Penulisan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melakukan tindakan
pemasangan infus secara benar dan tepat sesuai dengan prosedur kerjanya.
2. Tujuan Khusus
a) Mahasiswa dapat mengkaji data
pasien.
b) Mahasiswa dapat melakukan tindakan
sesuai dengan prosedur.
c) Mahasiswa dapat mengevaluasi
tindakan yang akan dilakukan.
D. Manfaat
Penulisan
1. Mahasiswa
Mahasiswa mampu menyelesaikan tugas yang telah diberikan
dalam pelaksanaan tindakan pemasangan infus kepada pasien.
2. Tenaga kesehatan
Seorang tenaga kesehatan mampu membimbing dan mengarahkan
mahasiswa dalam pelaksanaan tindakan pemasangan infus kepada pasien.
3. Institusi pendidikan
Agar institusi pendidikan mampu memberikan materi dan tata cara penilaian yang baik, semangat dan
motivasi kepada mahasiswa dalam pelaksanaan tindakan pemasangan infus kepada
pasien.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. INFUS
1. Pengertian
Adalah memasukkan cairan atau obat
langsung ke dalam pembuluh darah vena dalam jumlah dan waktu tertentu dengan
menggunakan infus set (Potter, 2005).
2.
Tujuan
a.
Sebagai pengobatan
b.
Mencukupi kebutuhan tubuh akan
cairan dan elektrolit
c.
Sebagai makanan bagi pasien yang
tidak dapat atau tidak boleh makan
melalui mulut.
(Yuda,2010)
3.
Indikasi
Pasien dehidrasi, syok, pra dan
pasca bedah, sebelum transfusi darah, pasien yang tidak bisa atau tidak boleh
makan dan minum melalui mulut, pasien yang memerlukan pengobatan tertentu.
4. Kontraindikasi
a. Inflamasi
(bengkak, nyeri, demam) dan infeksi di lokasi pemasangan infus.
b. Daerah
lengan bawah pada pasien gagal ginjal, karena lokasi ini akan
digunakan
untuk pemasangan fistula arteri-vena (A-V shunt) pada tindakan
hemodialisis
(cuci darah).
c. Obat-obatan
yang berpotensi iritan terhadap pembuluh vena kecil yang aliran
darahnya
lambat (misalnya pembuluh vena di tungkai dan kaki). ( Yuda, 2010)
5. Komplikasi
a.
Hematoma, yakni darah mengumpul
dalam jaringan tubuh akibat pecahnya
pembuluh darah arteri vena, atau kapiler,
terjadi akibat penekanan yang
kurang tepat saat memasukkan jarum, atau
“tusukan” berulang pada
pembuluh darah.
b.
Infiltrasi, yakni masuknya cairan
infus ke dalam jaringan sekitar (bukan
pembuluh darah), terjadi akibat ujung jarum
infus melewati pembuluh darah.
c. Tromboflebitis, atau bengkak
(inflamasi) pada pembuluh vena, terjadi akibat
infus yang dipasang tidak dipantau
secara ketat dan benar.
d. Emboli
udara, yakni masuknya udara ke dalam sirkulasi darah, terjadi akibat
masuknya udara yang ada dalam
cairan infus ke dalam pembuluh darah
(
Yuda, 2010).
6. Lokasi
Pemasangan Infus
Gunakan
cabang vena distal (vena bagian proksimal yang berukuran lebih besar bermanfaat
untuk keadaan darurat) ( Yuda, 2010). Pilihan vena :
a.
Vena
metakarpal (memudahkan pergerakan tangan)
b. Vena basilika / sefalika
c.
Vena
fosa antekubital, medianna basilika atau sefalika untuk pemasangan infus yang
singkat saja.
Klien dewasa,
vena yang terdapat pada ekstremitas bagian bawah hanya digunakan sebagai
pilihan terakhir.
7.
Persiapan Alat
a.
Baki
yang telah dialasi
b. Perlak dan pengalasnya
c.
Handuk
kecil
d. Bengkok
e.
Tiang
infus
f.
Sarung
tangan
g. Tourniquet
h. Kapas alkohol
i.
Cairan
infus
j.
Infus
set
k. Abocath
l.
Plester
m. Kasa steril
n. Gunting plester
o. Jam tangan
p. Buku catatan
q. Bengkok
8.
Prosedur Pelaksanaan
a.
Beritahu
pasien tindakan yang akan dilakukan
b. Dekatkan alat
c.
Pasang
sampiran
d. Atur posisi pasien senyaman mungkin
e.
Pasang
perlak dan pengalas dibawah daerah yang akan dipasang infus
f.
Cuci
tangan
g. Pakai sarung tangan
h. Buka kemasan steril infus
i.
Gantungkan
cairan infus pada tiang infus
j.
Atur
klem rol sekitar 2-4 cm dibawah bilik drip dan tutup klem yang ada pada saluran
infus
k. Tusukkan pipas saluran infus ke
dalam botol cairan dan tabung tetesan diisi setengah dengan cara memencet
tabung tetesan infus
l.
Buka
klem dan alirkan cairan keluar sehingga tidak ada udara pada selang infus lalu
tutup kembali klem
m. Cari dan pilih vena yang akan
dipasang infus
n. Letakkan tourniquet 10-12 cm diatas
tempat yang akan ditusuk
o. Desinfeksi daerah pemasangan secara
sirkuler
p. Tusukkan jarum abocath ke vena
dengan lubang jarum menghadap ke atas ( apabila berhasil darah akan keluar dan
dapat dilihat pada pipa abocath )
q. Dorong pelan-pelan abocath masuk ke
dalam vena sambil menarik pelan-pelan jarum abocath sehingga semua plastik
abocath masuk semua ke dalam vena.
r.
Sambungkan
segera abocath dengan selang infus
s.
Lepaskan
tourniquet dan longgarkan klem untuk melihat kelancaran tetesan
t.
Bila
tetesan sudah lancar, pangkal jarum direkatkan pada kulit dengan plester
u. Atur tetesan sesuai kebutuhan
v. Tutup tempat jarum, atau tempat
tusukan dengan kasa steril
w. Bereskan alat-alat dan rapikan
pasien
x. Lepaskan sarun tangan
y. Cuci tangan
z.
Dokumentasi
B.
Defenisi Hepatitis
Hepatitis adalah peradangan hati.
Penyakit ini dapat disebabkan oleh infeksi atau toksin termasuk alkohol, dan
dijumpai pada kanker hati, gejala dan tanda masing-masing jenis hepatitis
serupa. Cara penularan.apabila penyebabnya virus dan hasil akhirnya mungkin
berbeda.(. Corwin, 2001 )
Hepatitis adalah peradangan hati,
patologi dapat disebabkan oleh infeksi atau kimia. Penyebab infeksi meliputi
banyak agens yang dapat menyebabkan kerusakan dan peradangan.kelompok virus
yang diketahui sebagai virus hepatitis diberi nama secara alfabetik dalam
urutan kronologik penemuannya
Hepatitis adalah inflamasi akut
hepar.Ini dapat disebabkan oleh bakteri atau cedera toksik , tetapi hepatitis
virus yang penting sering dilihat.
Hepatitis
adalah peradangan pada sel hati. Virus merupakan penyebab hepatitis yang paling
sering, terutama virus hepatitis A,B,C,Ddan E. Pada umumnya penderita
hepatitis A dan E dapat sembuh, sebaliknya hepatitis B dan C dapat menjadi
kronik. Virus hepatitis D hanya dapat menyerang penderita yang telah terinfeksi virus hepatitis B dan dapat memperoleh
keadaan penderita.
1. Anatomi Fisiologi
a. Anatomi
Hati terletak dibelakang tulang-tulang
iga (kosta) dalam rongga abdomen daerah kanan atas. Hati memiliki berat sekitar
1500 gr, dan dibagi menjadi lobus. Setiap empat lobus hati terbungkus oleh
lapisan tipis jaringan ikat yang membentang kedalam lobus itu sendiri dan membagi massa hati menjadi unit-unit yang
lebih kecil, yang disebut lobulus.
Sirkulasi darah kedalam dan keluar hati
sangat penting dalam penyelenggaraan fungsi hati. Darah yang mengalir kedalam
berasal dari dua sumber. Kurang lebih 75% suplai darah yang kaya akan nutrien
dari traktus gastrointestinal. Bagian suplai darah tersebut masuk kedalam hati
lewat arteri hepatika dan banyak mengandung oksigen. Cabang-cabang terminalis
kedua pembuluh darah ini bersatu untuk membentuk capillary beds bersama yang
merupakan sinusoid hepatik. Dengan demikian, sel-sel hati ( hepatosid ) akan
terendam oleh campuran darah vena dan arterial. Sinusoid mengosongkan isinya
kedalam vena kava inferior didekat diafragma. Jadi, terdapat dua sumber yang
mengalirkan darah masuk kedalam hati dan hanya satu lintasan keluarnya
Hati adalah organ yang paling besar
didalam tubuh kita. Warnanya coklat dan beratnnya ½ kg. Letaknya : bagian atas
dalam rongga abdomen sebelah kanan bawah diafragma hati terbagi 2 lapisan utama
:
1. Permukaan atas terbentuk cembung, terletak dibawah
diafragma
2. Permukaan bawah tidak rata dan memperhatikan lekukan
fisura transfersus.
Fisura
longitudinal memisahkan belahan kanan dan kiri dibagian atas hati, selanjutnya
hati dibagi 4 belahan : lobus kanan, lobus kiri, lobus kaudata dan lobus
guardatus.
b. Fisiologi
Fungsi hati
terbagi atas :
1. Mengubah zat
makanan yang diabsorbsi dari usus dan yang disuatu tempat dalam
tubuh,dikeluarkan sesuai dengan pemakaianya dalam jaringan
2. Mengubah zat
buangan dan bahan racun untuk diekskresikan didalam empedu urin
3. Menghasilkan
enzim glikogenik glukosa menjadi glukogen
4. Sekresi
empedu,garam empedu dibuat dihati dibentuk dalam sistem retikulo endotelium dialirkan keempedu
5. Pembentukan
ureum
6. Menyiapkan
lemak untuk pemecahan terakhir asam basa
Hati yang merupakan organ terbesar
tubuh dapat dianggap sebagai pabrik kimia yang membuat, menyimpan, mengubah dan
mengekskresikan sejumlah besar substansi yang terlibat dalam metabolisme.
Lokasi hati sangat penting dalam pelaksanaaan fungsi ini karena hati menerima
darah yang kaya nutrien langsung dari traktus gastrointestinal, kemudian hati
akan menyimpan atau mentransformasikan semua nutrien ini menjadi zat-zat kimia
yang digunakan dibagian lain dalam tubuh untuk keperluan metabolik.
Hati merupakan organ yang
penting khususnya dalam pengaturan metabolisme glukosa dan protein. Hati
membuat dan mensekkresikan empedu yang memegang peran utama dalam proses
pencernaan serta penyerapan lemak dalam traktus gastrointestinal. Organ ini
mengeluarkan limbah produk dari dalam aliran darah dan mensekresikannya kedalam
empedu. Empedu yang dihasilkan oleh hatiakan disimpan untuk sementara waktu
dalam kandung empedu (vesika felea) sampai kemudian dibutuhkan untuk proses
pencernaan pada saat ini kandung empedu akan mengosongkan isinya dan empedu
memasuki intestinum (usus).
BAB III
TINJAUAN
KASUS
A.Pengkajian
1.
Identitas klien
Nama : An. A
Umur : 18 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku bangsa : Aceh-Indonesia
Tanggal masuk : 26 Juni 2015
No RM : 238691
Alamat : Lapang Barat,
Gandapura
Ruang rawat : Ruang Al-atiq (Penyakit
Dalam Wanita)
2. Alasan dirawat
a.
Keluhan utama
3 hari yang lalu, pasien mengalami
Mual, Muntah, Nyeri perut dan BAK Pekat seperti Teh. Keluhan Tambahan Mata
pasien berwarna Kuning
b.
Riwayat penyakit
OS mengeluh mual, muntah dan nyeri
perut ± 10 hari yang lalu
c.
Penyakit yang pernah diderita
Klien belum pernah masuk rumah sakit
dan tidak pernah dirawat dirumah sakit
\
BAB IV
PEMBAHASAN
Setelah
penulis melaksanakan dan menerapkan asuhan keperawatan pada An. A dengan
penyakit hepatitis di Ruang Penyakit
Dalam wanita RSUD dr.Fauziah Bireuen, pelaksanaan pemasangan infus yang
dilakukan terdapat kesenjangan antara teori dan praktik di lahan. Kesenjangan
tersebut terdapat pada persiapan alat, sedangkan pada prosedur pelaksanaannya
hampir sama dengan teori (Yuda, 2010). Pada proses persiapan alat kebanyakan tenaga
kesehatan tidak menggunakan sarung
tangan bersih saat pemasangan infus. Karena untuk efisiensi waktu dalam proses
pemasangan maka kebanyakan dari tenaga kesehatan tidak menggunakan
sarung tangan. Sedangkan pada teorinya sendiri menggunakan sarung tangan
bersih. Namun dengan tidak memakai sarung tangan dikhawatirkan seorang tenaga
kesehatan dapat tertular infeksi yang akan merugikan pasien dan paramedis. Pada
pelaksanaan prosedur kerjanya, hampir sesuai dengan teori yang ada, hanya saja lebih sederhana pada pelaksanaan praktek
dilahan. Namun kebersihan tetap diterapkan pada saat prosedur
dilaksanakan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Setelah
melakukan asuhan keperawatan pada An. A dengan penyakit Hepatitis di Ruang
Penyakit Dalam Wanita RSUD dr.Fauziah Bireuen. Infus adalah memasukkan cairan atau obat langsung ke dalam
pembuluh darah venadalam jmlah dan waktu tertentu dengan menggunakan infus set.
Tujuannya adalah Mengganti dan mempertahankan keseimbangan cairan dan
elektrolit tubuh, sebagai akses pemberian obat, kemoterapi dan tranfusi darah
serta produk darah, memberikan parenteral nutriens, pra dan pasca bedah sesuai
program. Hepatitis
adalah peradangan hati. Penyakit ini dapat disebabkan oleh infeksi atau toksin
termasuk alkohol, dan dijumpai pada kanker hati, gejala dan tanda masing-masing
jenis hepatitis serupa. Cara penularan.apabila penyebabnya virus dan hasil
akhirnya mungkin berbeda(Corwin, 2001).
2. Saran
a.
Bagi klien
Disarankan kepada klien agar meningkatkan pembinaan pola hidup
sehat, dan memahami perlunya menjaga kesehatan mengenai faktor-faktor resiko
penyakit hepatitis.
b.
Bagi perawat
Hendaknya berperan aktif dengan menanyakan apa yang
dirasakan klien dan keluarga selama menderita penyakit hepatitis sehingga
perawat melakukan pengkajian keperawatan, menegakkan diagnosa keperawatan,
membuat rencana keperawatan, melakukan tindakan keperawatan dan mengevaluasi
Asuhan Keperawatan Pada An. A Degan Gangguan Sistem pencernaan : Hepatitis Di
Ruang Penyakit Dalam Wanita RSUD dr.Fauziah Bireuen, sehingga terjalin
kerjasama yang baik sesuai dengan prioritas masalah kesehatan klien dan
tercapailah hasil yang maksimal.
c.
Bagi Rumah Sakit
Sebagai bahan pedoman dalam perencanaan Asuhan Keperawatan
Pada An. A Dengan Gangguan Sistem
pencernaan : Hepatitis Diruang Penyakit Dalam Wanita RSUD dr.Fauziah
Bireuen.
ada musicnya haha pas dibaca
ReplyDelete