Sunday, 22 December 2013

Karya NurAkmal




                   Pagi yang cerah itu aku, Ina, Dewi dan Revan pergi sekolah sama-sama, kami berjalan kaki 1 km dari rumah ke skekolah, ya…? Walaupun capek tapi tetap semangat!
              Ina adalah sahabt aku yang paling baik, polos, lugu dan pintar.kami sering pulang bareng, nasib kami juga kadang-kandang sama, sama-sam lagi galau, sedih…ha..ha..ha..(ketawa kami bikin ambruk rumah orang!). sekarang aku akan menceritakan kisah sahabatku Ina.
              Sebelumnya masa remaja hanyalah masa menemukan jati diri dan pasangan hidup. Ina sahabat setiaku sekarang dia sangat bahagia mempunyai pacar yang tampan,pinter, dan baik budi lagi, tapi sayangnya selama ada Intan dalam kehidupan Rendi, dia semakin berubah… ya walaupun kehadirannya hanya seorang sahabat bagi Rendi, tapi lama-lama secara logika nie… bisa jadi pacar loe…
              Huuft…!! Ina hanya menghembusnafas panjang kali lebar, sekarang yang ada dalam pikiran Ina, Mengapa…mengapa…dan mengapa!! Dia harus ada dalam kehidupan kami… apakah aku berdosa, salah aku ap? Sehingga nasibku jauh lebih buruk dari awalnya! Rendi hanya menunduk dan merasa bersalah kepada Ina, tapi dia tidak mau minta maaf dan tidak mau menjauhi intan, dia semakin hari semakin sayang dan perhatian sama intan, di karenakan intan difonis dokter mengidap penyakit kanker otak, tiap hari, detik, wktu rendi mengantar-jemput Intan, sedangkan Ina terus bersabar, karena ia tau sikap Rendi begitu dikarenakan Intang sedang sakit. Tapi, apakah harus berlebihan seperti itu? Gak juga kan? Hari demmi hari, bulan demi bulan berlalu, hal ini tetap sama Ina dan Rendi hanya status doan, sedangkan Intan dan Rendi statusnya sahabat, tapi faktanya mereka seperti berpacaran.
              “Ya Allah SWT, apa yang harus aku lakukan? Apakah aku harus berpisah dengan Rendiatau memaksa Rendi untuk menjauhi Intan? Aku Bingung! Bingung…bingung banget !”. siang itu Ina beranikan diri untuk ngomong serius, 4 mata dengan Rendi, kami jumpa di depan sekola.
Ina         :  Ren…salah aku ap?
Rendi     :  maksudnya?
Ina         : kamu masih kek dulu kan?


Rendi     : iya, aku masih kek dulu Ina
Ina       : kamu bohong! Buktinya kamu selalu sama intan! Sahabat! Kawanku selalu mencemooh aku, Karna kamu terlalu dekat dengan intan, sekarang keputusan ada di tangan kamu!
Rendi   : Na! aku ngak bisa millih! Kamu jangan egois, dia sakit na, sakit parah dan dia butuh aku!
Ina       : aku juga butuh kamu Ren.! Sangat butuh!
            Ina hanya bisa menangis.

***
              Pagi itu Ina pergi kesekolah, dia pengen banget di jemput sama Rendi tapi sayang Rendi duluan janjian sama Intan. Terpaksa Ina pergi sendiri. Bel tanda masuk pun berbunyi. Buk Indah masuk, tapi Ina belum juga dating. Tiba-tiba salah seorang guru memberi kabar bahwa Ina meninggal dunia dikarenakan kecelakaan saat menuju ke sekolah. Rendi dan sahabat lainnya berlari menuju kerumah Ina. Rendi hanya menangis dan tertunduk melihat mayat Ina saat di makamkan. Lalu mama Ina mendekati Rendi dan memberi sepucuk surat yang ditinggalkan oleh Ina. Khsus untuk Rendi kekasihnya. Dalam surat itu tertulis
Dear Rendi
              Rendi… aku sayang sama kamu, aku ingin seperti Intan yang disayanng dan di manjain sama kamu. Ya Allah SWT, aku ingin di beri penyakit yang leih dari Intan agar aku bisa sepertin Intan. Ren? Kapan kamu ada waktu untukku, aku ingin cerita banyak sama kamu?
                                                                                                            Love
                                                                                                             Ina


 

0 comments :

Post a Comment