Monday 21 August 2017

BTop of BBAB I
PENDAHULUAN
      A. Latar Belakang
Dalam kehamilan air ketuban merupakan salah satu hal yang sangat penting bagi kehidupan janin dalam kandungan. Kekurangan atau pun kelebihan air ketuban sangat mempengaruhi keadaan janin. Oleh karena itu penting mengetahui keadaan air ketuban selama kehamilan demi keselamatan janin.
Namun dalam kehamilan kadang kala terjadi pecah ketuban sebelum waktunya atau yang sering disebut dengan ketuban pecah dini. Ketuban pecah dini merupakan masalah penting dalam obstetri berkaitan dengan penyulit kelahiran prematur dan terjadinya infeksi sampai sepsis yang meningkatkan morbiditas dan mortalitas perinatal dan menyebabkan infeksi ibu (sarwono 2008).
Ketuban pecah dini didefenisikan sebagai pecahnya ketuban sebelum waktunya melahirkan. Hal ini dapat terjadi pada akhir kehamilan maupun jauh sebelum waktunya melahirkan. Dalam keadaan normal 8-10% perempuan hamil aterm akan mengalami ketuban pecah dini (Sarwono 2008).
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk mendeskripsikan asuhan kebidanan pada pasien KPD, mengetahui penyebab dan tanda-tanda serta gejala KPD

2. Tujuan khusus
a.       Mendefinisikan dan menjelaskan terjadinya ketuban pecah dini
b.      Mengidentifikasi pemeriksaan yang diperlukan untuk diagnosis
c.       Mendiskusikan penanganan  tepat dan cepat pada ketuban pecah dini dan komplikasinya.
3. Manfaat
Penulisan makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan  wawasan mahasiswa, sehingga dapat mengaplikasikannya dalam memberikan asuhan kebidanan pada penderita ketuban pecah sebelum waktunya.












BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.       Teoritis kasus
1.  Definisi ketuban pecah dini
           Ketuban Pecah Dini adalah rupturnya membrane ketuban sebelum   persalinan berlangsung (Manuaba,2002). Ketuban pecah dini (KPD) didefinisikan sebagai pecahnya ketuban sebelum waktunya melahirkan. Hal ini dapat terjadi pada akhir kehamilan maupun jauh sebelum waktunya melahirkan. KPD preterm adalah KPD sebelum usia kehamilan 37 minggu. KPD yang memanjang adalah KPD yang terjadi lebih dari 12 jam sebelum waktunya melahirkan.
Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda persalinan dan setelah ditunggu satu jam belum memulainya tanda persalinan(ilmu kebidanan,penyakit kandungan, dan KB 2010)
Ketuban merupakan hal yang penting dalam kehamilan karena ketuban memiliki fungsi seperti:
  1. Untuk proteksi janin.                                                 
  2. Untuk mencegah perlengketan janin dengan amnion.
  3. Agar janin dapat bergerak dengan bebas.
  4. Regulasi terhadap panas dan perubahan suhu.
  5. Mungkin untuk menambah suplai cairan janin, dengan cara ditelan atau diminum yang kemudian dikeluarkan melalui kencing janin.
  6. Meratakan tekanan intra – uterin dan membersihkan jalan lahir bila ketuban pecah.
Oleh sebab itu perlu untuk mengetahui asuhan apa yang harus diberikan.
2.      Etiologi
Ketuban pecah dini disebabkan oleh karena berkurangnya kekuatan membran atau meningkatnya tekanan intrauterin. Berkurangnya kekuatan membran disebabkan oleh adanya infeksi yang dapat berasal dari vagina dan serviks. Selain itu ketuban pecah dini merupakan masalah kontroversi obstetri. Penyebab lainnya adalah sebagai berikut :
a.       Inkompetensi serviks (leher rahim)
                         Inkompetensia serviks adalah istilah untuk menyebut kelainan pada otot-otot leher atau leher rahim (serviks) yang terlalu lunak dan lemah, sehingga sedikit membuka ditengah-tengah kehamilan karena tidak mampu menahan desakan janin yang semakin besar.
b.      Peninggian tekanan intra uterin
                        Tekanan intra uterin yang meninggi atau meningkat secara berlebihan dapat menyebabkan terjadinya ketuban pecah dini. Misalnya : 1. Trauma : Hubungan seksual, pemeriksaan dalam, amniosintesis
  1. Gemelli
         Kehamilan kembar adalah suatu kehamilan dua janin atau lebih. Pada kehamilan gemelli terjadi distensi uterus yang berlebihan, sehingga menimbulkan adanya ketegangan rahim secara berlebihan. Hal ini terjadi karena jumlahnya berlebih, isi rahim yang lebih besar dan kantung (selaput ketuban ) relative kecil sedangkan dibagian bawah tidak ada yang menahan sehingga mengakibatkan selaput ketuban tipis dan mudah pecah.  (Saifudin. 2002)
  2. Makrosomia
          Makrosomia adalah berat badan neonatus >4000 gram kehamilan dengan makrosomia menimbulkan distensi uterus yang meningkat atau over distensi dan menyebabkan tekanan pada intra uterin bertambah sehingga menekan selaput ketuban, manyebabkan selaput ketuban menjadi teregang,tipis, dan kekuatan membrane menjadi berkurang, menimbulkan selaput ketuban mudah pecah. (Winkjosastro, 2006)
c.       Hidramnion
      Hidramnion atau polihidramnion adalah jumlah cairan amnion >2000mL. Uterus dapat mengandung cairan dalam jumlah yang sangat banyak. Hidramnion kronis adalah peningaktan jumlah cairan amnion terjadi secara berangsur-angsur. Hidramnion akut, volume tersebut meningkat tiba-tiba dan uterus akan mengalami distensi nyata dalam waktu beberapa hari saja.
  1. Kelainan letak janin dan rahim : letak sungsang, letak lintang.
  2. Kemungkinan kesempitan panggul : bagian terendah belum masuk PAP (sepalopelvic disproporsi).
  3. Korioamnionitis
    Adalah infeksi selaput ketuban. Biasanya disebabkan oleh penyebaran organisme vagina ke atas. Dua factor predisposisi terpenting adalah pecahnyaselaput ketuban > 24 jam dan persalinan lama.
  4. Penyakit Infeksi
    Adalah penyakit yang disebabkan oleh sejumlah mikroorganisme yang meyebabkan infeksi selaput ketuban. Infeksi yang terjadi menyebabkanterjadinya proses biomekanik pada selaput ketuban dalam bentuk proteolitik sehingga memudahkan ketuban pecah.
  5. Faktor keturunan (ion Cu serum rendah, vitamin C rendah, kelainan genetik
  6. Riwayat KPD sebelumya
  7. Kelainan atau kerusakan selaput ketuban
  8. Serviks (leher rahim) yang pendek (<25mm) pada usia kehamilan 23 minggu
3.      Tanda dan gejala
Tanda yang terjadi adalah keluarnya cairan ketuban merembes melalui vagina.  Aroma air ketuban berbau amis dan tidak seperti bau amoniak, Cairan ini tidak akan berhenti atau kering karena terus diproduksi sampai kelahiran. Tetapi bila Anda duduk atau berdiri, kepala janin yang sudah terletak di bawah biasanya “mengganjal” atau “menyumbat” kebocoran untuk sementara. Demam, bercak vagina yang banyak, nyeri perut, denyut jantung janin bertambah cepat merupakan tanda-tanda infeksi yang terjadi.
4.      Pengaruh KPD

  1. TerhadapJanin
         Walaupun ibu belum menunjukan gejala-gejala infeksi tetapi janin mungkin sudah terkena infeksi, karena infeksi intrauterin lebih dahulu terjadi (amnionitis,vaskulitis) sebelum gejala pada ibu dirasakan. Jadi akan meninggikan mortalitas dan morbiditas perinatal.
  2. TerhadapIbu
         Karena jalan telah terbuka, maka dapat terjadi infeksi intrapartal, apalagi bila terlalu sering diperiksa dalam. Selain itu juga dapat dijumpai infeksi puerpuralis atau nifas, peritonitis dan septikemia, serta dry-labor. Ibu akan merasa lelah karena terbaring di tempat tidur, partus akan menjadi lama, maka suhu badan naik, nadi cepat dan nampaklah gejala-gejala infeksi lainnya.
5.      Komplikasi KPD
Komplikasi yang timbul akibat Ketuban Pecah Dini bergantung pada usia kehamilan. Dapat terjadi Infeksi Maternal ataupun neonatal, persalinan prematur, hipoksia karena kompresi tali pusat, deformitas janin, meningkatnya insiden SC, atau gagalnya persalinan normal.
  1. Infeksi
                 Resiko infeksi ibu dan anak meningkat pada Ketuban Pecah Dini. Pada ibu terjadi Korioamnionitis. Pada bayi dapat terjadi septikemia, pneumonia, omfalitis. Umumnya terjadi korioamnionitis sebelum janin terinfeksi. Pada ketuban Pecah Dini premature, infeksi lebih sering dari pada aterm. Secara umum insiden infeksi pada KPD meningkat sebanding dengan lamanya periode laten.
  2. Hipoksia dan asfiksia
                 Dengan pecahnya ketuban terjadi oligohidramnion yang menekan tali pusat hingga terjadi asfiksia atau hipoksia. Terdapat hubungan antara terjadinya gawat janin dan derajat oligohidramnion, semakin sedikit air ketuban, janin semakin gawat
  1. Syndrom deformitas janin
Ketuban Pecah Dini yang terjadi terlalu dini menyebabkan pertumbuhan janin terhambat, kelainan disebabkan kompresi muka dan anggota badan janin, serta hipoplasi pulmonal.
6.      Penanganan
  1. Konservatif
·         Rawat di rumah sakit
Jika ada perdarahan pervaginam dengan nyeri perut, curigai adanya kemungkinan solusioplasenta. Jika ada tanda-tanda infeksi (demam dan cairan vagina berbau), berikanantibiotika sama halnya jika terjadi amnionitosis
Jika tidak ada infeksi dan kehamilan< 37 minggu:
·         Berikan antibiotika untuk mengurangi morbiditas ibu dan janin
·         Ampisilin 4x 500mg selama 7 hari ditambah eritromisin 250mg per oral 3x perhari selama 7 hari.
Jika usia kehamilan 32 - 37 mg, belum inpartu, tidak ada infeksi, beri dexametason, dosisnya IM 5 mg setiap 6 jam sebanyak 4 x, observasi tanda-tanda infeksi dan kesejahteraan janin. Jika usia kehamilan sudah 32 - 37 mg dan sudah inpartu, tidak ada infeksi maka berikan tokolitik ,dexametason, dan induksi setelah 24 jam
  1. Aktif
Kehamilan lebih dari 37 mg, induksi dengan oksitosin.  Bila gagal Seksio Caesaria dapat pula diberikan misoprostol 25 mikrogram – 50 mikrogram intravaginal tiap 6 jam max 4 x. Bila ada tanda-tanda infeksi berikan antibiotika dosis tinggi dan persalinan diakhiri.
Indikasi melakukan induksi pada ketuban pecah dini adalah sebagai berikut :
  1. Pertimbangan waktu dan berat janin dalam rahim. Pertimbangan waktuapakah 6, 12, atau 24 jam. Berat janin sebaiknya lebih dari 2000 gram.
  2. Terdapat tanda infeksi intra uteri. Suhu meningkat lebih dari 38°c, dengan pengukuran per rektal. Terdapat tanda infeksi melalui hasil pemeriksaanlaboratorium dan pemeriksaan kultur air ketuban 
Penatalaksanaan lanjutan :
  1. Kaji suhu dan denyut nadi setiap 2 jam. Kenaikan suhu sering kali didahului kondisi ibu yang menggigil.
  2. Lakukan pemantauan DJJ. Pemeriksaan DJJ setiap jam sebelum persalinan adalah tindakan yang adekuat sepanjang DJJ dalam batas normal. Pemantauan DJJ ketat dengan alat pemantau janin elektronik secara kontinu dilakukan selama induksi oksitosin untuk melihat tanda gawat janin akibat kompresi tali pusat atau induksi. Takikardia dapat mengindikasikan infeksiuteri.
  3. Hindari pemeriksaan dalam yang tidak perlu.
  4. Ketika melakukan pemeriksaan dalam yang benar-benar diperlukan, perhatikan juga hal-hal berikut:
    a.    Apakah dinding vagina teraba lebih hangat dari biasa
    b.    Bau rabas atau cairan di sarung tanagn anda
    c.    Warna rabas atau cairan di sarung tangan
  5. Beri perhatian lebih seksama terhadap hidrasi agar dapat diperoleh gambaranjelas dari setiap infeksi yang timbul. Seringkali terjadi peningkatan suhu tubuh akibat dehidrasi.
B.     Teoritis Manajemen Asuhan Kebidanan Menurut Varney
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah.
Proses manajemen terdiri dari 7 langkah yang berurutan dimana setiap langkah disempurnakan secara periodik. Proses dimulai dengan pengumpulan data dasar dan berakhir dengan evaluasi.
Tujuh langkah Manajemen Kebidanan menurut Varney adalah:
1.      Langkah I (Pertama):  Pengumpulan Data Dasar
Pada langkah pertama ini dilakukan pengkajian dengan mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien secara lengkap:
a.       Riwayat kesehatan
b.      Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhannya
c.       Meninjau catatan terbaru atau catatan sebelumnya
d.      Meninjau data laboratorium dan membandingkannya dengan hasil study
2.      Langkah II ( kedua): Interpretasi Data Dasar
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosa atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang telah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga ditemukan masalah atau diagnosa yang spesifik.
3.      Langkah III (ketiga): Mengidentifikasi diagnosa atau masalah Potensial
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan, sambil mengamati klien bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosa/masalah potensial ini benar-benar terjadi.
4.      Langkah IV (Empat):   Mengidentifikasi Dan Menetapkan Kebutuhan Yang Memerlukan Penanganan Segera
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan dan atau untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien serta dapat merujuk sesuai kondisi klien.
5.      Langkah V (Kelima): Merencanakan Asuhan Menyeluruh
            Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manjemen terhadap diagnosa atau maslah yang telah diidentifikasi atau diantasipasi, pada langkah ini informasi/ data dasar yang tidak lengkap dapat dilengkapi.
6.      Langkah VI (Keenam) : Melaksanakan Perencanaan
Pada langkah ke enam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada langkah ke 5 dilaksankan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian dilakukan oleh bidan dan sebagian lagi oleh klien, atau anggota tim kesehatan lainnya. Jika bidan tidak melakukannya sendiri, ia tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan.
7.      Langkah VII  ( ketujuh) : Evaluasi
Pada langkah ke VII ini dilakukan evaluasi efektif dari asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi di dalam masalah dan diagnosa. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar efektif dalam pelaksanaannya. Ada kemungkinan bahwa sebagian rencana tersebut telah efektif sedang sebagian belum efektif.

C.    Teori Tehnik Pendokumentasian Kebidanan
Teknik pendokumentasian ada dua yaitu bentuk narative dan flowsheet/ checklist. Bentuk narative merupakan catatan yang dibentuk oleh sumber asal dari dokumentasi maka sering disebut sebagai dokumentasi berorientasi pada sumber. Sumber atau asal dokumentasi dapat dari petugas kesehatan yang bertanggung jawab untuk memberikan informasi. Cara penulisan ini mengikuti dengan ketat urutan kejadian/kronologis. Sedangkan bentuk flowsheet atau checklist adalah cara tercepat dan paling efisien untuk mencatat informasi. Selain itu tenaga kesehatan akan dengan mudah mengetahui keadaan klien hanya dengan melihat grafik yang terdapat pada flowsheet.


BAB III
STUDI KASUS
A.    Jenis Laporan Kasus
Laporan kasus ini dilakukan dalam bentuk kegiatan studi kasus community of care metode penulisan deskriptif yang merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh gambaran tentang asuhan kebidanan pada persalinan patologi.

B.     Lokasi dan Waktu
Lokasi penelitian dilakukan di RSUD Meuraxa Banda Aceh. Waktu penelitian dilakukan pada tanggal 8 November 2016.

C.    Subjek Laporan Kasus
Dalam asuhan kebidanan pada persalinan patologi terhadap Ny.M dilakukan dengan sistematis yaitu melakukan pengkajian data subjektif (hasil wawancara atau anamnesa). Pada tanggal 8 November 2016 Pukul 20:00 Wib ibu datang ke RSUD Meraxa Banda Aceh Ruang Bersalin, Ibu mengeluh nyeri didaerah simpisis yang menjalar kepinggang dan rasa ingin mengendan. Ibu mengatakan sudah keluar lendir bercampur darah dan ketuban sudah pecah, gerakan anak masih dirasakan.

D.    Intrument Laporan Kasus
Istrumen dalam laporan ini dilakukan dengan menggunakan format pengkajian ibu bersalin
E.     Tekhnik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, pemeriksaan fisik palpasi, auskultasi, perkusi dan pemeriksaaan laboratorium.
F.     Alat dan Bahan
1.       Persiapan perlindungan diri :
-          celemek plastik
-          sepatu boot
-          masker
-          Handuk bersih
-          kacamata
-          penutup kepala
-          mencuci tangan 7 langkah
2.      Persiapan Ibu dan Bayi
-          1 buah handuk
-          1/3 kain Alas bokong ibu
-          Selimut untuk mengganti
-          Topi Bayi
-          Pakaian ibu
-          Kain/sarung yang bersih dan kering (±5 buah)
-          Pakaian bayi
-          2 buah washlap
3.      Peralatan steril atau DTT parus set (Dalam wadah steril yang berpenutup) :    
-          2 klem Kelly/ klem kocher   
-          Gunting tali pusat   
-          Benang tali pusat / klem plastik   
-          Kateter nelaton   
-          Gunting episiotomi   
-          Klem 1⁄2  kocher    
-          2 pasang sarung tangan    
-          Kasa atau kain kecil 5 bh   
-          Gulungan kapas basah (1 kom kapas kapas DTT, 1 kom alat DTT)   
-          Tabung suntik 2,5 atau 3 ml   
-          Penghisap lendir De Lee   
4.      Heacting set (penjahitan episiotomi)   
-          Tabung suntik 10 ml beserta jarum suntik 
-          1 Pinset anatomi dan 1 pinset sirurgi   
-          Pegangan jarum / nald pooder   
-          2-3 jarum jahit tajam/ nald (kulit dan otot)   
-          Benang chromic ukuran 2.0 atau 3.0   
-          1 pasang sarung tangan DTT atau steril 
  
5.      Peralatan tidak steril   
-          Termometer    
-          Stetoskop    
-          Tensimeter    
-          Pita pengukur / meteran   
-          Pinnards, fetoskop.stetoskop Laenec atau dopler   
-          Bengkok   
-          Piring plasenta   
-          Timbangan bayi   
-          Pengukur panjang bayi   
-          Gunting ferband   
-          Sarung tangan rumah tangga   
-          Wadah untuk larutan klorin 0,5 %   
-          Wadah untuk air DTT   
-          Tempat sampah (sampah tajam, kering dan basah) 
6.      Obat-Obat dan bahan habis pakai
-          Oksitosin 1 ml 10 U
-          Lidokain 1%     
-          Cairan infus R/L,Nacl, dan Dext 5%   
-          Peralatan untuk menginfus
-          Kanula IV no 16-18G   
-          Methylergometrin  
-          MgSO4 40% (25 gr)   
-          Amoxicillin / ampisilin tab 500 gr atau IV 2 gr   
-          Vitamin K 
-          salep mata tetrasilklin 1 %
7.      Peralatan resusitasi (persiapkan semua menjelang persalinan)
-          Meja yang bersih, datar dan keras
-          1 buah kain di gelar di atas perut ibu
-          1 buah kain untuk mengalas meja dan untuk mengganti kain pembungkus bayi yang basah
-          1 buah kain untuk mengganjal bahu bayi
-          Lampu sorot 60 watt
-          Alat penghisap lendir (bola-bola karet/ de lee)
-          Balon dengan sungkupnya
-          Jam / pecatat waktu
8.      Formulir yang disiapkan    
-          Formulir informed consent   
-          Formulir partograf   
-          Formulir persalinan / nifas dan KB   
-          Formulir rujukan    
-          Formulir surat kelahiran   
-          Formulir permintaan darah    
-          Formulir kematian    
9.      Bahan-bahan yang bisa disiapkan oleh keluarga   
-          Makanan dan minuman untuk ibu   
-          Beberapa sarung bersih (3-5)   
-          Beberapa kain bersih (3-5)   
-          Beberapa celana dalam bersih    
-          Pembalut wanita, handuk, sabun   
-          Pakaian ibu dan bayi   
-          Washlap 2 buah   










BAB IV
TINJAUAN KASUS
A.    Manajemen Asuhan Kebidanan
I.          Pengumpulan Data
A.    Identitas
Identitas
Nama Ibu              : Ny. M            Nama Suami                : Tn. J
Umur                     : 32  Thn          Umur                           : 43 Thn
Suku/Kebangsaan : Aceh              Suku/Kebangsaan       : Aceh
Agama                   : Islam             Agama                         : Islam
Pendidikan                        : SMA             Pendidikan                  : SMA
Pekerjaan               : IRT                Pekerjaan                     : Wiraswasta
Alamat Rumah      : Tingkeum      Alamat Rumah            : Tingkeum
B.     Anamnesa (Data Subjektif)
Pada tanggal         : 16-11-2016    Pukul   : 09:00Wib
1.      Alasan kunjungan ini  :
Pada tanggal 16 November 2016 Pukul 09:00 Wib ibu datang ke RSUD Meraxa Banda Aceh Ruang bersalin, Ibu mengeluh nyeri didaerah simpisis yang menjalar kepinggang. Ibu mengatakan sudah keluar lendir bercampur darah dan ketuban sudah pecah, gerakan anak masih dirasakan.


2.      Perasaan (sejak Terakhir Datang ke RSUD Meraxa Banda Aceh):
Ibu merasa cemas menanti kelahiran bayinya
3.      Tanda-tanda Bersalin
Kontraksi        : Ada sejak tanggal 8 November 2016 jam 14:00 Wib
Frekuensi         : 4 x setiap 10 menit
Lamanya         : 30 detik, kekuatan meningkat
Lokasi ketidaknyamanan        : Dibagian simpisis dan pinggang
4.      Pengeluaran Pervagina
Darah lendir    : Ada               Warna  : Merah kecoklatan
5.      Masalah-masalah khusus         : tidak ada
6.      Riwayat Kehamilan Sekarang
HPHT                                      : 03 Februari 2016
Haid bulan sebelumnya           : Desember
Siklus                                      : 28 Hari
Lamanya                                 : 7 hari
ANC                                       : Teratur
Frekuensi                                 : 4 x, di Puskesmas
7.      Riwayat Imunisasi                  : Ada.             
8.      Riwayat kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu :

No
Tgl Thn Persalinan
Tmpt Persalinan
Usia Kehamilan
Penolong
Penyulit Kehamilan dan persalinan
Jenis Persalinan
BB
PB
Keadaan
1
16-11-2002
R.Sakit

Bidan
Tidak ada
Normal
2300gr
45cm
Baik
2
16-11-2016
R.Sakit

Bidan
Tidak ada
sc
2500gr
47cm
Baik
9.      Pergerakan janin dalam 24 jam terakhir          : 20 X
10.  Makan dan minum terakhir, pukul                  : 13:00 Wib
 Jenis makanan                                                : nasi, ikan dan telur
11.  Buang air kecil terakhir                                   : 13:30 Wib
12.  Buang air besar teakhir                                   : 13:30 Wib
13.  Tidur                                                               :
-          Malam                                                       : ± 8 jam/ hari
-          Siang                                                         : ± 2 jam/ hari
14.  Psikologi                                                         : Normal
15.  Keluhan lain (bila ada)                                    : tidak ada
C.     Pemeriksaan Fisik (Obyektif)
1.      Keadaan umum                       : Baik
Kesadaran                               : Compos mentis
Keadaan emosional                 : Stabil
2.      Tanda Vital                             :
Tekanan Darah                        : 110/70 mmHg,
Polse                                        : 85 x/m
Respirasi                                  : 24x/m,
Suhu                                        : 36 0C
3.      Berat badan                
Sebelum hamil             : 55 Kg
Sekarang                                 : 65 Kg
Tinggi Badan                          : 159 Cm
Lila                                          : 25 Cm
4.      Mata
Kelopak mata                          : Tidak ada kelainan
Konjungtiva                            : tidak anemis
Skelera                                                : tidak ikterik
Reflek pupil                            : +/+
5.      Mulut dan gigi
Gigi                                         : Tidak caries
Gusi                                         : tidak ada pembekakan
Kelainan                                  : tidak ada

6.      Dada
Jantung                                    : Baik
Payudara                                 : Pembesaran               : tidak ada
   Puting susu               : Menonjol
   Simestris                   : Ada
   Benjolan                   : Tidak ada
   Rasa Nyeri               : Tidak ada
   Lain-lain                   : Tidak ada
7.      Punggung dan pinggang         : Normal
Posisi tulang belakang             : Lordosis
Pinggang                                 : Normal
8.      Ekstramitas atas dan bawah
Oedema                                   : Tidak ada
Kekuatan otot dan sendi         : normal
Kemerahan                              : tidak ada
 Varises                                        :Ada
9. Abdomen
Pembesaran                             : Ada
Benjolan                                  : tidak ada
Bekas luka Operasi                 : Tidak ada
Konsitensi                               : keras
Pembesaran lien/liver              : tidak ada
Kandung Kemih                     : Kosong
10.  Pemeriksaan Kebidanan
a.       Palpasi Uterus       :
Tinggi Fundus Uteri                      : 35 Cm (3 jari dibawah px)
Kontraksi                                      : 4x dalam 10 menit
Fetus         : Letak                         : memanjang
                    Posisi                         : Punggung janin berada
                                                        disebelah kiri ibu
                    Presentasi                  : Kepala
  Pergerakan                : aktif
  Penurunan                 : 0/5
  Taksiran berat janin:  (TFU-11) x 155
                                      = (35-11) x 155
                                      = 24 x155
                                      = 3720 gram

b.      Auskultasi
DJJ                        : 140 x/i
Frekuensi               : teratur
c.       Ano-genital Sinspeksi       :          
Perenium               Luka Perut      : tidak ada
Vulva Vagina                              
      Warna                          : merah kebiruan
Fistula                         : tidak ada
Pengeluaran Pervaginam  : Lendir bercampur darah
     Warna                          : Merah kecoklatan
Jumlah                         : 5 cc
     Kelenjar Bertolini        : Pembekakan : tidak ada
     Konsistensi                  : Lunak
  Hoemorid      : tidak ada
d.      Pemeriksaan Dalam
Atas Indikasi                     : inpartu pukul 09:00 wib oleh bidan
Dinding Vagina                : normal
Portio                    : Tebal            Pemukaan Servik        : tidak ada
Posisi Portio    : Normal          Konsistensi      : Lunak
Ketuban          : Pecah             Presentasi Fetus : kepala
Penurunan bagian terbawah    : 3/5
Posisi               : Punggung janin berada disebelah kiri ibu
D.    Uji Diagnostik
Pemeriksaan laboratorium (jika ada indikasi albumin)
Keton                    : tidak dilakukan
Hemoglobin          : 11 gr %
Halmotokrit           : tidak dilakukan
II.       Interprestasi Data
Diagnosa         :
 G3 P2 A0 dengan inpartu kala I fase aktif, janin tunggal hidup intra uteri, letak punggung janin disebelah perut kiri ibu, presentasi kepala
Data Dasar  
-          Ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama,
-          HPHT 03-02-2016
Data Objektif
-          pembukaan 2 cm
-          ketuban pecah.
Janin hidup,tunggal, intrauterine, presentasi kepala terdengar jelas  DJJ 134 x/menit, dan teraba 3 bagian besar janin
III.         Antisipasi Diagnosa dan Masalah Potensial
Infeksi Gawat pada janin
IV.         Tindakan Segara atau Kolaborasi
Kolaborasi dengan dokter spOg
V.            Rencana Manajemen
- Informasikan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga
- Anjurkan ibu untuk tirah baring dengan posisi kaki lebih tinggi dari pada   kepala.
-  Berikan terapi obat ampisilin/amoxilin  atas anjuran dokter
Beritahu Ibu akan dilakukan induksi
-  Lakukan induksi oksitosin 1 ampul atas anjuran dokter
-  Laporkan setiap perkembangan kepada dokter
-  Persiapan alat
Observasi DJJ,HIS, nadi setiap 30 menit, dan TD,suhu, periksa dalam 4 jam kemudian.
  VI. Tindakan Pelaksanaan    
·         Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga bahwa kehamilan ibu berumur 36 minggu, ketuban sudah tidak ada
·         Menganjurkan ibu untuk tirah baring dengan posisi kaki lebih tinggi dari  kepala
·         Memberikan ibu terapi obat amoxilin atas anjuran dokter
·         Memberitahukan Ibu akan dilakukan induksi
·         Melakukan induksi oksitosin 1 ampul setiap 1 jam dinaikkan 4 tetes
·         Melaporkan setiap perkembangan kepada dokter
·         Mempersiapkan alat
·         Mengobservasi DJJ,HIS, nadi setiap 30 menit, dan TD,suhu, periksa dalam 4 jam kemudian

VII. Evaluasi
·         Ibu dan keluarga mengetahui hasil pemeriksaan
·         Ibu bersedia untuk tidur dengan kaki lebih tinggi dari kepala
·         Ibu bersedia untuk meminun obat sesuai anjuran dokter
·         Induksi sudah dilakukan
·         Dokter mengetahui setiap pekembangan ibu dan janin.
·         Alat sudah disiapkan.
·         Hasil observasi DJJ 140 x/menit, HIS 3 kali dalam 10 menit lamanya 45 menit, nadi 80       x/menit, TD 120/80 mmHg, suhu 36,5 ÂșC,
       











B.     Pendokumentasian Asuhan dalan Bentuk SOAP
Hari/Tgl
Pukul
S O A P
Rabu ,
16/11/2016
08:00 Wib
S :
Ibu mengatakan sakit dibagian atas simpisis yang menjalar ke pinggang
Ibu mengatakan air ketuban sudah pecah sejak pukul 23.30 WIB



O :
Vital Sign
-    TD
-    Pols
-    RR
-    Temp
-    Palpasi Uterus
-    TFU

-    Kontraksi

-    Fetus


: 110/70 mmHg
: 90 x/i
: 24 x/i
: 36 0C
: ada
: 33 Cm ( 3 jari dibawah
  Poxxus Xipoideus)
: 4 x setiap 10 menit lamanya 30 dtik
: Letak        : memanjang
  Presentasi : Kepala
  Posisi        : Punggung   Janin berada disebelah  kiri   ibu
  Penurunan : 0/5
  Pergerakan : Aktif


A :
Ny. M umur 32 tahun G3 P2 A0 usia kehamilan 36 minggu, inpartu kala I Fase aktif. Janin tunggal/ Puki, presentasi kepala, hidup intra uteri


P :
-    Memberi penjelasan pada ibu dan keluarga tentang proses persalinan yaitu keluar lendi bercampur darah
-    Memberi kenyamanan kepada ibu dengan cara mengelus-elus pinggang ibu
-    Menganjurkan ibu untuk miring kiri
-    Menyiapkan alat (partus set dan obat)
-    Melakukan pendokumentasian tindakan






BAB V
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengamatan saya pada Ny. M umur 32 tahun G3 P2 A0 mengenai penerapan Asuhan Persalinan Normal diRSUD Meraxa Banda Aceh, Sudah memenuhi prosedur   dan peralatan untuk SC dengan indikasi KPD sudah lengkap, seperti Masker, Handscon, kacamata, celemek dan sepatu boot, baju ok, topi pelindung.


BAB V
PENUTUP
A.   Kesimpulan
                  Pemeriksaan dalam dengan jari meningkatkan resiko infeksi dan tidak   perlu dilakukan pada wanita dengan pecah ketuban dini, karena ia akan diurus sesuai kebutuhan persalinan sampai persalinan terjadi atau timbul tanda dangejala korioamninitis. Jika timbul tanda dan gejala korioamnionitis,diindikasikan untuk segera berkonsultasi dengan dokter yang menanganiwanita guna menginduksi persalinan dan kelahiran. Pilihan metode persalinan(melalui vagina atau SC) bergantung pada usia gestasi, presentasi dan beratkorioamnionitis
A.    Saran
1.      Bagi RSUD Meraxa Banda Aceh
Dengan adanya presentasi kasus ini dapat meningkatkan pelayanan kebidanan tentang asuhan persalinan normal serta meningkatkan kesejahteraan ibu dan bayinya.
2.       Bagi Pendidikan
Bagi Akademi Kebidanan Pemkab Aceh Utara diharapkan dapat menambah pengetahuan mahasiswa akademi kebidanan untuk melakukan pelayanan asuhan persalinan normal.
3.      Bagi klien/Masyarakat diharapkan dapat meningkatkan  kesejahteraan ibu dan bayi setelah dilakukan asuhan kebidanan persalinan normal.
DAFTAR PUSTAKA

Prawirohardjo,Sarwono. Ilmu Kebidanan.Jakarta.Bina Pustaka.2008
Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. 2003. Jakarta: YBP-SP.
Gede, Ida Bagus. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB. Manuaba DSOD. EGD